Lihat ke Halaman Asli

Deddy Husein Suryanto

TERVERIFIKASI

Content Writer

PSG Cegah RB Leipzig Buat Kejutan

Diperbarui: 19 Agustus 2020   06:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PSG unggul cepat lewat gol Marquinhos (19/8) di laga Leipzig vs PSG di Estadio Da Luz, Portugal. Gambar: Twitter/ChampionsLeague

Sebelum kick-off semifinal pertama yang mempertemukan RB Leipzig vs Paris Saint-Germain (19/8) di Estadio Da Luz, Portugal, sempat muncul dugaan bahwa akan ada kejutan yang ingin dilakukan klub kaya baru, Leipzig. Namun, kenyataannya tak demikian.

Justru, PSG berhasil menang dengan skor telak 3-0 atas Leipzig. Duel antara klub kaya Prancis dan Jerman itu sebenarnya menarik, dan sedikit unpredictable, karena Leipzig mampu mengalahkan Atletico Madrid yang lebih berpengalaman dari klub asuhan Julian Nagelsmann tersebut.

Namun, apa yang terjadi di laga perempatfinal itu tak terulang di laga semifinal ini. Mengapa bisa demikian?

Pertama, karena PSG belajar dari laga melawan Atalanta di laga sebelumnya. Di laga perempatfinal itu, mereka nyaris tersingkir jika PSG tidak melakukan pergantian pemain yang jitu dan usaha yang tak kenal lelah dari Neymar Jr. dkk.

Formasi tetap sama tapi pemain yang diturunkan Tuchel berbeda. Gambar: diolah dari Google/UCL

Di laga tersebut, PSG memiliki banyak kekurangan. Seperti terlihat meremehkan skuad Atalanta. Lalu, kalah start dengan kebobolan terlebih dahulu. Juga, ada gaya main yang monoton dengan mengandalkan pergerakan Neymar yang seperti sudah ditebak oleh lawan.

Namun, di laga semifinal kali ini Thomas Tuchel tidak lagi meremehkan Leipzig. Mereka langsung tancap gas dan memainkan skuad yang diprediksi lebih baik untuk menghadapi strategi Nagelsmann. Itulah yang membuat Leipzig tidak bisa sepenuhnya bertarung dengan PSG seperti kala berjumpa dengan Atletico.

Kedua, PSG menempatkan pemain berpengalaman di depan, yaitu Angel Di Maria. Pemain ini memang tak seperti Neymar yang dikenal mampu menarik perhatian para pemain belakang.

Setelah gagal bersinar di Manchester United, Di Maria kembali memberikan penampilan terbaiknya bersama PSG. Gambar: Twitter/ChampionsLeague

Di Maria memiliki gaya bermain yang cenderung tahu situasi. Ia tahu kapan harus mengandalkan skill individu, kapan harus memberikan pelayanan ke rekannya. Itulah yang membuat barisan pertahanan Leipzig kerepotan.

Ketiga, keberanian Tuchel menempatkan Neymar dan Mbappe di awal laga. Artinya, lini pertahanan Leipzig harus berduel dengan pemain-pemain yang mobile dalam menempati ruang.

Hal ini pasti akan berbeda jika Tuchel memainkan Mauro Icardi. Taktik itu akan cukup terbaca seperti ketika Atletico memainkan Diego Costa. Tuchel rupanya tidak ingin meniru langkah konservatif Atletico untuk menghadapi racikan strategi Nagelsmann.

Keputusan tepat Tuchel memainkan trio Mbappe, Neymar, dan Di Maria. Gambar: Twitter/ChampionsLeague

Tiga alasan itu sudah cukup untuk membuat Leipzig menyadari kapasitas mereka. Meski mereka mampu membuat pertahanan lawan siaga hingga akhir pertandingan, tetap saja Leipzig butuh banyak hal untuk mengimbangi permainan PSG.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline