Lihat ke Halaman Asli

Deddy Husein Suryanto

TERVERIFIKASI

Content Writer

Konsol Game Juga Ada Manfaatnya

Diperbarui: 21 Juni 2020   03:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bermain game konsol. Gambar: via Medcom.id

Satu hal yang pasti terjadi dalam kehidupan adalah selalu ada yang baru. Entah ketika waktu berganti hari, minggu, hingga bertahun-tahun. Ini juga saya alami ketika masih sekolah.

Saat pertengahan awal SD, saya menyukai kebiasaan membaca cerita legenda. Misalnya tentang Legenda Bandung Bondowoso, lalu ada pula kisah perjuangan Pangeran Diponegoro, sampai ada pula kisah horor seperti Kolor Hijau dan Hantu Tanpa Kepala.

Cerita-cerita itu saya dapatkan dengan membeli buku saku cerita bergambar (cergam) yang mungkin saat itu seharga 500-1000 rupiah.

Saat itu pula saya biasanya baru bisa membelinya ketika dapat menyisihkan uang selama seminggu ketika yang lain malah bisa membelinya dengan cepat.

Mungkin terdengar klise, karena ceritanya seolah akan memberikan inspirasi bahwa gemar membaca harus dimiliki sejak kecil. Tetapi apa yang saya lakukan sebenarnya hanya karena saya ingin memiliki hiburan selain pulang dan mengerjakan PR atau belajar.

Bahkan, saya lebih suka membaca cergam seperti itu daripada mengerjakan PR dan belajar. Kebiasaan itu juga membuat saya mulai menyiapkan diri untuk membaca hal-hal lain, seperti kisah tentang Trunojoyo juga pejuang lainnya di masa penjajahan Belanda atau Jepang.

Jika cerita semacam itu, maka pasti saya peroleh dengan meminjam buku dari perpustakaan sekolah. Terkadang terdengar saran untuk meminjam buku tentang Bahasa Indonesia atau Matematika, namun saya lebih suka meminjam buku-buku yang sedemikian rupa.

Sampai akhirnya kebiasaan mulai bergeser, tepatnya ketika berada di masa pertengahan akhir SD. Jika sebelumnya cenderung berupaya menyenangkan diri di rumah saja, kini saya ingin lebih interaktif.

Dari situlah saya memperoleh hal-hal baru yang cenderung bisa dianggap sebagai gerbang menuju modernisasi. Seperti mengenal game konsol hingga tahu warung internet (warnet).

Efek mengikuti ekstrakurikuler di sekolah juga membuat jaringan pertemanan meluas. Saya mulai tahu apa itu Nintendo, PlayStation 1 (PS 1), hingga tentunya tahu PS 2.

Kebiasaan membaca cergam mulai bergeser ke bermain game konsol tersebut. Tentu bermain PS 2 adalah surga bagi saya, karena selain lebih keren juga karena yang bermain kebanyakan adalah mas-mas bahkan mungkin sekarang sudah menjadi bapak-bapak beranak ABG.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline