Lihat ke Halaman Asli

Deddy Husein Suryanto

TERVERIFIKASI

Content Writer

Meski Introvert, 3 Tradisi Menjelang Lebaran Ini Menyenangkan

Diperbarui: 18 Mei 2020   23:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: Antara Foto/GALIH PRADIPTA

Dua hari terakhir ini jagat maya diramaikan dengan video di Youtube yang membahas tentang adanya pengakuan seorang introvert terkait konten yang menuai kontroversi di mata publik. Secara pribadi, saya belum menonton konten pemicunya.

Namun, saya sudah menyaksikan bagaimana klarifikasi mereka (si perempuan dan lelakinya) di konten Youtube Deddy Corbuzier. Di situ saya melihat bagaimana adanya ketidakstabilan antara pernyataan awal sampai ke bagian isi.

Penggiringan pendapat dari pihak yang berklarifikasi pun menurut saya tepat dilakukan oleh host-nya, karena yang ingin diwakilkan adalah opini publik. Agar terjadi titik temu antara opini umum (host) dan opini subjektif (guest).

Beruntung tindakan klarifikasi ini dilakukan di pihak yang memang point of view-nya cukup mewakili masyarakat, seperti Deddy Corbuzier. Sehingga, ada netralitas dan si pengklarifikasi dengan berbesar hati menanggapinya dengan cukup baik.

Sebenarnya ada part tertentu yang membuat saya tidak sepakat terkait penggambaran introvert. Karena sebagai seorang yang introvert, menurut saya, gambaran yang sebenarnya tidak separah itu.

Misalnya, seorang introvert juga masih mau berbincang-bincang dan bersosialisasi. Hanya, yang menjadi pembeda adalah harus dilakukan dengan adanya absolute reason.

Jika tidak, jangan harap si introvert mau diajak ngopi di sembarang waktu. Bahkan, terkadang juga cenderung pemilih dalam menentukan tempat untuk bercengkrama.

Namun, seorang introvert masih bisa menyesuaikan diri (adaptif) dengan keadaan. Kuncinya adalah dia bertemu dengan orang yang dikenal atau sudah berada di tempat tersebut lebih dari 5 menit.

Artinya, seorang introvert masih bisa terlihat normal (baca: asyik) kok. Selain itu, saya juga tidak terlalu sepakat dengan pembentukan persona yang berbeda--antara karakter asli dengan karakter "buatan"--untuk kebutuhan ranah berkarya.

Bagi saya, seorang introvert meski adaptif terhadap lingkungan, namun tidak begitu adaptif dengan karakter. Seorang introvert biasanya egonya besar di samping rasa insecure yang terkadang muncul.

Artinya, ketika seorang introvert itu muncul ke permukaan--ruang publik, biasanya sudah melalui set up yang cukup rapi. Namun, si introvert juga bisa menjadi apa adanya jika tidak ingin melakukan set up yang berlebihan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline