Lihat ke Halaman Asli

Deddy Husein Suryanto

TERVERIFIKASI

Content Writer

"Captain Marvel 2" Rilis Jadwal Tayang, Akankah Semakin Seru?

Diperbarui: 7 April 2020   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Captain Marvel akan berlanjut! | Gambar: Indozone.id

Sebenarnya, film "Captain Marvel" seri pertama sangat tidak buruk. Bahkan, sangat bagus. Terbukti, kehadirannya menyedot banyak penonton pada 2019 kemarin. Namun, jika dibandingkan dengan sesama film super hero perempuan seperti Wonder Woman, sepertinya ada faktor yang membuat film ini tidak terlalu membekas bagi penontonnya. Mengapa demikian?

Pertama, sosok Carol Danvers dikisahkan sebagai perempuan yang dididik untuk tangguh dan tegas. Perjuangannya sangat complicated sejak kecil. Suatu bentuk yang sebenarnya sama seperti Diana yang dididik harus mampu mengalahkan prajurit dan petarung di kerajaannya agar dapat menjadi pemimpin masa depan Kerajaan Amazon.

Namun, figur Diana masih memberikan sisi emosi selayaknya perempuan pada umumnya, cengeng. Berbeda dengan Carol Danvers yang seiring berjalannya waktu semakin tangguh dan tak terbendung.

Sedangkan Diana yang kemudian be-revolusi sebagai Wonder Woman ternyata masih menyisipkan tanda-tanda humanis sebagai sosok perempuan yang juga dapat jatuh cinta.

Salah satu adegan Diana dengan Trevor. | Gambar: Trailersfromhell.com

Bahkan, ketika dirinya menjadi Wonder Woman dan memasuki masa pertarungan di "tanah manusia", dia masih diliputi banyak emosi. Seperti kekalahan dan kehilangan. Artinya, kehidupan Diana tidak hanya mengungkap perjuangan. "Ya iyalah, kan super hero."

Hal ini yang kurang terlihat di Captain Marvel. Dirinya lebih menonjol pada sisi perjuangan sebagai perempuan yang ingin membuktikan diri, bahwa sebagai perempuan dia juga punya hak untuk sejajar bahkan melebihi laki-laki.

Ini yang membuat para penonton tidak banyak yang klik dengan film yang dibintangi Brie Larson tersebut. Meski, film itu juga banyak diperbincangkan seperti Wonder Woman. Namun, apa yang dibahas oleh masyarakat penonton lebih pada konsep konspirasinya dibandingkan efek dari kisahnya.

Adegan lainnya saat Diana ikut Trevor di

Penonton Wonder Woman masih dapat membicarakan perjuangan Diana dalam sudut pandang romansa, sedangkan penonton Captain Marvel sulit untuk melakukannya. Namun, mereka dapat berbicara soal feminisme (Historia.id), politik, atau pun isu sosial lainnya. Artinya, tidak mudah untuk membawa kisah Captain Marvel ke meja santai dengan momen candle light dinner.

Faktor kedua, kekuatan. Memang, Wonder Woman adalah putri dewa. Namun, kekuatannya tidak serta-merta dianggap kuat dibandingkan super hero lain. Hal ini berbeda dengan Captain Marvel yang terlihat sudah menonjolkan kekuatannya saat bertarung sendirian.

Bahkan, kekuatan Wonder Woman baru terlihat lebih baik dibandingkan Batman, Superman, dan Flash ketika berada di "Justice League". Diana baru terlihat agresif nan dinamis dibandingkan para jagoan laki-laki itu ketika momen pengeroyokan villain, dan di situ terlihat bahwa darah dewanya sangat membantu proses pertarungan tersebut.

Sedangkan Captain Marvel, sudah digambarkan dapat menjelajah antar galaksi meski asalnya di "bumi". Lalu siapa yang dapat melakukannya, selain Thor dan Superman? Inilah yang membedakan antara Captain Marvel dengan Wonder Woman yang membuat masyarakat penonton sedikit kesulitan untuk jatuh cinta dengan Captain Marvel.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline