Lihat ke Halaman Asli

Deddy Husein Suryanto

TERVERIFIKASI

Content Writer

Kita Sulit Menghindari Ketergantungan

Diperbarui: 25 Juli 2019   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sang komedian tertangkap oleh kepolisian karena menggunakan narkotika. (Kompas.com)

Tidak hanya kabar mengejutkan dari berpulangnya sastrawan dan wartawan senior, Arswendo Atmowiloto. Publik Indonesia juga dikejutkan dengan kabar penangkapan seorang komedian senior, Nunung. Penangkapan yang dilakukan oleh pihak kepolisian dari Polda Metro Jaya itu didasari dengan fakta penggunaan narkotika berjenis sabu oleh sang figur publik tersebut bersama suaminya.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa kabar itu sangat mencengangkan bagi masyarakat, apalagi yang sudah sangat mengenali sosok Nunung di layar televisi dari dulu hingga sekarang. Tentu semua orang mengamini fakta bahwa, Nunung sampai detik ini masih dapat disebut sebagai komedian aktif di dunia pertelevisian Indonesia. Kehadirannya setiap malam hari selalu jam-jam santai setiap keluarga yang melepas penat pasca menunaikan kewajiban dan rutinitas seharian.

Namun, pada akhirnya, kita harus tergelak. Bukan pada tawa untuk menikmati aksi komedinya, melainkan kabar yang tak terduga darinya. Nunung positif menggunakan narkotiba!

Dari berbagai kabar yang menghiasi rubrik berita online, ditemukan adanya alasan dari penggunaan narkotika berjenis sabu-sabu tersebut. Yaitu, untuk meningkatkan stamina. Seandainya, narkoba ini bukan hal yang diharamkan dan dilarang secara hukum. Tentu hal ini dapat dimaklumi. Karena, dengan usianya yang sudah tak lagi muda, tentu menjadi tantangan yang luar biasa sulit untuk dapat tetap prima setiap hari demi menyapa para penonton setia program televisi yang dia jalani.

Jangankan pelawak senior seperti Nunung, selebriti yang lebih muda saja ada yang terjerat kasus penggunaan narkoba, dan tentunya hal itu tak lepas dari (alibi) kebutuhan penyuplai energi tambahan. Agar tubuh tetap prima saat tampil di layar kaca, maka penggunaan narkoba dapat menjadi solusi cepat bagi mereka yang sudah tidak mampu menempuh cara lain.

Suatu fakta ironi yang bagi kita -yang masyarakat biasa, tentu kurang bisa dibayangkan secara detil dan riil. Kalaupun bisa dibayangkan, kita akan cenderung menyejajarkan posisi mereka dengan posisi kita yang setiap hari harus bekerja.

Ilustrasi suasana hati yang tidak baik-baik saja. (Medicalxpress.com)

Namun, yang menjadi perbedaannya adalah di saat kita bekerja, kita tidak perlu sering terlihat oleh banyak orang. Sehingga, ketika kita sedang tidak mood dan sedang sakit, orang lain tidak terlalu peduli dengan ekspresi dan gestur kita. Hal ini tentu berbeda jika dihadapkan pada situasi para selebriti tersebut. Di "dunianya", mereka selalu dituntut harus prima dan tentunya harus mampu menunjukkan ekspresi dan gestur yang menyenangkan kepada seluruh pemirsa.

Inilah yang menjadi persoalan dan menjadi suatu dilematis ketika hal ini dihadapkan pada suatu kenyataan, yaitu adiksi. Sikap ketergantungan itu (sebenarnya) ada pada diri kita masing-masing, termasuk mereka yang disebut figur publik. Perbedaannya adalah objek apa yang dapat kita sukai secara berlebihan itu.

Setiap orang akan memiliki objek adiksi yang berbeda dan biasanya ketergantungan kita dapat dinilai wajar dan tidak menyimpang norma. Namun, ada juga yang mutlak menyimpang norma. Salah satunya, tentu narkoba. Namun, jika dipikir-pikir, apakah hanya Nunung dan para selebriti yang terjerat adiktif terhadap narkoba yang menyimpang norma?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline