Konsistensi sepertinya menjadi kunci utama yang dimiliki oleh Uruguay dalam beberapa tahun terakhir. Tepatnya sejak Piala Dunia 2010, mereka dapat dipastikan menjadi salah satu tim kuat di daratan Latin sampai saat ini.
Salah satu faktor penyebabnya adalah keberadaan Oscar Tabarez sebagai pelatih Fernando Muslera dkk. Tabarez yang semakin menua dan tidak terlihat fit itu, ternyata tetap mampu memberikan kemapanan dalam taktik dan itu membuat permainan Uruguay masih stabil meski mereka tidak begitu menggigit di Piala Dunia 2018.
Namun, berbeda dengan Copa America 2019, mereka berusaha untuk tampil baik. Meski mereka sadar bahwa meraih seratus persen kemenangan di fase grup tidak begitu mudah. Bahkan, mereka harus segrup dengan Chile dan tim tamu yang tidak kalah kuat, yaitu Jepang.
Bahkan, keberadaan timnas Jepang bisa disebut-sebut menjadi salah satu kesulitan bagi Uruguay. Karena mereka gagal mengalahkan Jepang. Bahkan hasil imbang dengan skor 2-2 jelas menunjukkan bahwa permainan Uruguay mampu diimbangi oleh Jepang yang notabene memiliki determinasi tinggi -sama seperti Uruguay.
Permainan yang ulet seolah melekat di Luis Suarez cs. Inilah yang membuat mereka berhasil meraih 4 poin di laga terakhir. Ditambah dengan keberhasilan mereka menang besar saat melawan Ekuador, maka, 7 poin sudah cukup untuk memperlihatkan Uruguay sebagai penantang gelar juara.
Apalagi di laga terakhir fase grup, Uruguay berhasil menekuk Chile yang sekaligus membuat Uruguay meraih posisi puncak klasemen grup. Melalui hasil ini, Uruguay dipastikan akan melawan runner-up ataupun peringkat ketiga terbaik dari grup A ataupun grup B.
Jika, sedikit mujur, maka Uruguay akan bertemu dengan Peru ataupun Paraguay. Dua tim tersebut diprediksi akan lolos sebagai dua tim peringkat ketiga terbaik. Paraguay yang mengoleksi dua poin -seperti timnas Jepang- akan lolos ke fase gugur, karena defisit gol mereka hanya -1 (Jepang -4).
Namun, situasi akan berbeda jika mereka langsung menghadapi Argentina ataupun Venezuela. Terkhusus pada bentrokan dengan Argentina, Uruguay bisa jadi akan angkat koper jika mereka gagal mengalahkan Lionel Messi dkk.
Memang, secara performa tim, Uruguay lebih baik daripada Argentina. Namun, secara mujur-mujuran, Argentina akan lebih diunggulkan daripada Uruguay. Hal ini dapat berkaca pada beberapa turnamen terakhir Argentina yang selalu menunjukkan performa biasa-biasa saja namun mampu mencapai final. Bahkan, jika boleh jujur, laga final di Piala Dunia 2014 adalah pertandingan terbaik Argentina dibandingkan laga-laga sebelumnya -maupun setelahnya.
Mengapa?
Karena di laga itulah kerja sama tim Albiceleste -julukan Argentina- ini dapat terlihat utuh, baik di lini serang ataupun di lini belakang. Inilah yang menjadi PR bagi Argentina. Yaitu mengulangi performa yang sama seperti di laga hebatnya di Brazil kala itu.