Lihat ke Halaman Asli

Deddy Husein Suryanto

TERVERIFIKASI

Content Writer

Apakah Permainan Timnas Indonesia Sudah Bagus?

Diperbarui: 16 Juni 2019   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Skuad timnas Indonesia saat menjamu Vanuatu di SUGBK (15/6). (msn.com)

Kemenangan benar-benar mampu diraih timnas Indonesia kala menjamu Vanuatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta tadi malam (15/6). Skor telak 6-0 berhasil menghiasi papan skor hingga akhir pertandingan. Rekor pun tercipta di stadion yang hanya dipadati sekitar 10-15% dari kapasitas normal tribun GBK.

Rekor yang mencolok terlihat adalah keberhasilan penyerang timnas Indonesia mencetak empat gol (quattrick) dalam satu pertandingan saja. Penyerang itu adalah Alberto Goncalves. Pemain naturalisasi yang baru dapat berbaju timnas pada pertengahan akhir tahun 2018 itu pada akhirnya mampu menjadikan laga persahabatan itu sebagai panggungnya.

Di situlah, Beto -sapaan akrabnya- sukses membuktikan diri bahwa dirinya masih layak untuk memperkuat timnas. Meski tidak bisa dipungkiri bahwa dia membela timnas di usianya yang sudah tergolong sangat senja untuk seorang striker. Namun, usia itu justru membuat performanya sangat siap untuk bertarung setiap saat bahkan selalu nyaris menyentuh 90 menit pertandingan ketika membela timnas.

Empat gol dan satu gol di laga sebelumnya (saat melawan Yordania) membuat Beto sudah mengemas lima gol hanya dalam dua laga ujicoba. Hal ini tentunya merupakan hasil positif yang dapat dirasakan tak hanya oleh Beto namun juga oleh timnas dan masyarakat Indonesia. Hal ini patut disyukuri selain kembali mampu meraih kemenangan terlepas dari lawannya yang memang di bawah kualitas timnas Indonesia -tetap dengan respek kepada timnas Vanuatu.

Selain itu, laga ini menjadi panggung bagi dua pemain lainnya, yaitu Evan Dimas dan Andik Vermansyah. Dua pemain yang diidentikkan dengan Persebaya -meski kini tak lagi berseragam Persebaya- itu mampu menciptakan torehan bagus dari penampilannya masing-masing. Evan Dimas mampu mencetak dua gol. Sedangkan, Andik mampu menghasilkan beberapa (4) assist yang salah satunya berbuah gol keempat Beto Goncalves.

Di laga ini pula tiga pemain tersebut mendapatkan rating tertinggi atas performanya. Melalui versi artikel ini, secara berturut-turut, Beto, Evan Dimas, dan Andik berada di top 3 (top three). Luar biasa! Namun, apakah semua pemain timnas di laga tersebut telah tampil maksimal?

Ilustrasi rating pemain timnas Indonesia ketika bertanding melawan Vanuatu. (Dokpri/DeddyHS_15)


Jika melihat ilustrasi di atas, kita dapat mengetahui siapa saja yang sudah berusaha tampil maksimal dan siapa saja yang masih tampil cukup atau biasa-biasa saja. Ada dua rating yang didasarkan pada menit bermain. Bagian atas adalah rating untuk pemain yang bermain sejak menit pertama. Sehingga, aturan maksimalnya adalah 10 poin. Sedangkan untuk para pemain pengganti, aturan maksimalnya adalah 8. Ini cukup adil dan dapat memperlihatkan bagaimana pemain cadangan juga mampu tampil menyerupai performa pemain di starting line-up.

Di posisi pertama untuk 11 pemain utama ditempati oleh Beto yang mendapatkan 9.5 poin. Poin Beto dapat menyentuh angka 10 jika dirinya dapat bermain sampai 90 menit. Namun, hal ini tidak perlu dilakukan oleh Beto maupun timnas. Empat gol sudah cukup untuk nilai plus Beto meski tak bermain penuh. Hal ini menjawab kepercayaan Simon McMenemy yang menurunkannya sebagai starter dibandingkan Dedik yang di laga melawan Yordania bermain sejak menit pertama.

Di posisi kedua, ada nama Evan Dimas. Sebagai pemain di tengah dan bertugas menjadi pengorkestra penyerangan, tentu penting bagi dirinya untuk menciptakan peluang, baik peluang yang ditujukan ke rekannya maupun ke dirinya sendiri. Di laga ini, Evan justru mampu menjadi eksekutor dua peluang matang yang diberikan rekannya untuk dirinya. Kontribusi inilah yang mendasari penilaian Evan yang setidaknya mampu membuktikan jika dirinya sudah mulai siap bertanggungjawab memimpin visi penyerangan timnas Indonesia.

Di posisi ketiga adalah pemain yang bisa disebut sebagai senior dari Evan Dimas, Andik Vermansyah. Meski pemain ini bermain lebih melebar sebagai winger. Pemain yang ditumbuhkan oleh Persebaya dan berkembang di Selangor FA ini bermain penuh dan berganti peran dari posisinya sebagai winger ke pemain tengah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline