Lihat ke Halaman Asli

Deddy Husein Suryanto

TERVERIFIKASI

Content Writer

Ahsan/Hendra Tunjukkan Pengalaman dan Semangat Tinggi

Diperbarui: 10 Maret 2019   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hendra (kiri) dan Ahsan. (sports.okezone.com)


Cedera, namun tetap tampil mendominasi lawan. Itulah yang terjadi pada laga bulutangkis All England 2019 yang mempertemukan ganda putra Jepang dengan ganda putra Indonesia, Moh. Ahsan dan Hendra Setiawan. Pertandingan ini merupakan babak semifinal, artinya siapa yang menang akan memastikan diri lolos ke fase final di hari selanjutnya.

Pada mulanya, pertandingan ini terlihat cukup meyakinkan bagi pasangan Indonesia yang pernah menjadi unggulan dunia beberapa tahun lalu. Namun, ada petaka yang terjadi dan menimpa kubu Indonesia. Yaitu, Hendra Setiawan mengalami cedera pada kaki kanannya. 

Terlihat pasca game pertama, Hendra harus menjalani perawatan dan meneruskan game kedua dengan kondisi kaki kanan yang cukup sulit untuk digerakkan. Untuk berjalan pun terlihat Hendra tertatih-tatih. Namun, permasalahan tersebut justru membuat ganda putra ini memiliki semangat besar untuk segera menuntaskan pertandingan dengan keunggulan 2 game langsung.

Tempo permainan dikuasai oleh pasangan Indonesia dan berhasil menyentuh poin 11 terlebih dahulu. Jeda pasca poin 11 itu juga dimanfaatkan dengan serius oleh pihak medis untuk kembali memberikan perawatan ke Hendra. 

Memasuki paruh kedua di game kedua, pasangan Jepang mulai berusaha mencari momentum untuk menekan Ahsan-Hendra. Apalagi di beberapa kesempatan, terlihat Hendra tidak bisa terlalu maksimal untuk menguasai areanya, sehingga memerlukan mobilitas Ahsan untuk menutupi celah.

Jatuh-bangun Ahsan dan keputusan-keputusan krusial yang tepat dari Hendra, akhirnya sukses mengandaskan perlawanan ganda Jepang yang sebenarnya memiliki teknik bagus. Namun, tenaga mereka justru terkuras dengan kecerdikan bola-bola silang dari Hendra. 

Keunikan dari Hendra dengan kondisinya yang tidak baik tersebut justru dimaksimalkan dengan kemampuannya untuk melakukan smash dengan keras dan efisien. Di saat Hendra melakukan smash itulah, Ahsan akan berada di depan, mencari momen yang tepat untuk menyambar bola-bola tanggung.

Di pertandingan yang dramatis dan heroik ini kita melihat bagaimana sebuah keberhasilan dapat ditempuh dengan kerja sama (komunikasi) dan saling memahami kekurangan di dalam tim. Dua hal ini sudah cukup dijadikan alasan bagi Ahsan-Hendra untuk membuktikan jati diri mereka sebagai mantan duet top dunia. 

Kerja sama yang bagus terlihat ketika Ahsan mengetahui apa yang masih bisa dilakukan Hendra dengan kondisinya yang tidak fit tersebut. Sedangkan, Hendra mengetahui pula apa yang diinginkan Ahsan; kebebasan ruang geraknya.

Di faktor kedua, saling memahami ini pada akhirnya berujung pada output berupa keinginan untuk segera mengakhiri pertandingan dengan keunggulan di 2 game langsung. Artinya, mereka sama-sama bertekad serius dan tidak memberikan kesempatan bagi lawan untuk membangun serangan. 

Inilah yang pada akhirnya bisa disaksikan dengan suka-cita oleh publik Indonesia, tatkala kita semua tahu dan harus melihat ganda putra favorit Indonesia lainnya (Kevin/Gideon) harus tersingkir dari pasangan China (Zhang Nan/Liu Cheng).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline