Akhir-akhir ini publik Gooners (fans/suporter Arsenal) menggaungkan nama Ozil. Mengapa?
Karena, si pemain sedang jarang dimainkan oleh Unai Emery (manajer Arsenal). Jika kemarin, di masa kepelatihan Arsene Wenger, Arsenal tidak ada Ozil karena laga tersebut bukan laga berat ataupun karena si pemain asal Jerman ini sedang cedera atau sakit.
Namun, belakangan ini, Ozil sering tidak dimainkan, walau si pemain nampak mengikuti latihan tim. Walau tidak begitu jelas, apakah si pemain hanya mengikuti sesi pemanasan atau relaksasi bersama tim. Sedangkan untuk sesi latihan penuh, mungkin si pemain berada di sesi yang terpisah---karena kabarnya Ozil cedera.
Simpang siur ini sangat merisaukan pihak fans ataupun suporter Arsenal. Mengingat Arsenal juga mulai kehilangan permainan Aaron Ramsey, maka, mereka seharusnya masih bisa mengandalkan Ozil sebagai jenderal lapangan tengah Meriam London lagi.
Ditambah lagi, Arsenal sedang memasuki masa-masa kritis di beberapa laga terakhir. Mereka tidak mampu menghasilkan poin dengan maksimal. Termasuk di Liga Europa yang saat ini tertinggal agregat 1-0 dengan Bate Borisov. Persoalannya memang bukan 100% pada taktik tim, melainkan performa pemainnya yang juga naik-turun. Hal ini kemudian diperparah dengan ketiadaan pemain yang memiliki tingkat kreativitas tinggi semacam Ozil dalam menyusun serangan.
Secara statistik, memang tidak ada perbedaan signifikan bagi laga yang dijalani Arsenal bersama Ozil maupun tanpa Ozil. Namun, dulu, ketika Ozil absen, Arsenal minimal masih memiliki Aaron Ramsey ataupun Jack Wilshere. Namun, ketika Wilshere sudah hengkang dan Ramsey sudah jarang mendapatkan tempat di tim utama, praktis, Arsenal tidak memiliki kreator serangan. Hal ini yang membuat Arsenal seperti percuma, memiliki Aubameyang dan Lacazette yang bernaluri tinggi dalam menyerang.
Ambil fakta dengan permainan tandang melawan Bate Borisov di Belarusia (15/2). Tim London Utara ini lebih memilih memainkan Guendouzi dan Xhaka di lini tengah dan membuat permainan cenderung pragmatis namun tidak efisien. Karena bola benar-benar tidak dapat dikuasai dengan baik. Seringkali kita melihat bola banyak dimainkan di zona tengah lapangan, dan itupun banyak mengandalkan pemain-pemain dari lini belakang dalam pengaliran bola.
Namun, Emery seperti tidak menggubris kekonyolan strategi yang dimainkan dengan pemain-pemain tersebut. Bukan karena pemain-pemain yang diturunkan jelek, namun, lebih pada penilaian tidak proporsional.
Arsenal tim besar, seharusnya dapat memiliki minimal satu pemain bertipikal kreator serangan di setiap laganya, seperti Christian Eriksen di Tottenham Hotspur, Ander Herrera/Juan Mata di MU, atau Kevin De Bruyne dan David Silva di Manchester City. Inilah yang membuat perbedaan gaya main Arsenal saat ini dengan kemarin.
Jika di masa Arsene Wenger, Arsenal dipenuhi pemain kreatif seperti Santi Cazorla, Jack Wilshere, Aaron Ramsey, Mkhitaryan, maupun Mesut Ozil. Sehingga, permainan Arsenal saat itu cenderung menyerang dan tidak kuat dalam bertahan. Namun, sekarang, Arsenal berada dalam masa abu-abu. Mengapa demikian?
Arsenal memiliki Granit Xhaka, Mateo Guendouzi, Lucas Torreira, yang semuanya lebih bagus dalam menjaga bola, menjaga zona permainan tim, dan perebut bola. Mereka tidak seharusnya dijadikan sebagai tumpuan dalam mengatur serangan. Namun, faktanya di laga tersebut, merekalah yang dimainkan---untungnya Torreira dimainkan secara bergantian dengan Xhaka.