Lihat ke Halaman Asli

Deddy Husein Suryanto

TERVERIFIKASI

Content Writer

Misi Kebangkitan Real Madrid di La Liga

Diperbarui: 10 Februari 2019   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gareth Bale rayakan golnya di Derby Madrid (9/2). Sumber gambar: standard.co.uk

Derby Madrid Sebagai Bukti Kebangkitan Real Madrid
---

Nasib nahas Madrid di awal musim 2018/19 pasca ditinggal pergi oleh Cristiano Ronaldo dan Zinedine Zidane dapat dilihat dari hasil pertandingan mereka yang kurang meyakinkan. Dilatih Julen Lopetegui dan disokong oleh dua pemain depan yang sedang mencari pembuktian---Karim Benzema dan Gareth Bale, penampilan Madrid cenderung biasa-biasa saja, atau malah dapat disebut labil.

Kepergian CR7---julukan Cristiano Ronaldo---membuat tumpuan lini depan El Real sangat bergantung pada Benzema dan Bale. Hal ini, juga membuat performa keduanya bisa dilihat mulai menemukan tajinya di awal-awal musim. Mereka berdua mulai dapat memperlihatkan kemampuan dalam mencetak gol. Namun, ketika kedua pemain ini kembali mengalami kebuntuan, maka, Madrid akan kesulitan dalam mencetak gol dan meraih kemenangan.

Selain itu, strategi dan formasi Lopetegui juga cenderung bongkar pasang, membuat beberapa pemain terlihat tak mampu bermain dengan maksimal. Namun, di sisi lain, keberadaan Lopetegui dapat dimanfaatkan oleh Isco untuk lebih banyak mendapatkan kesempatan bermain. Dibandingkan masa kepelatihan Zidane, Isco lebih terlihat di saat Lopetegui berada di kursi entrenador (sebutan pelatih di Spanyol) Madrid.

Namun, sepakbola adalah olahraga tim. Artinya, kemenangan baru dapat diraih tim tersebut dengan keberhasilan tim membangun kekompakan, bukan sekadar bergantung pada satu-dua pemain saja. Hal inilah yang membuat Madrid kesulitan, ketika mereka kehilangan performa dari beberapa pemain. Ditambah dengan fakta bahwa mereka sudah tidak lagi memiliki pemain yang memiliki hasrat mencetak gol yang setinggi CR7.

Di beberapa musim sebelumnya Madrid tidak bisa memungkiri ketergantungannya pada CR7. Namun, jika dilihat dalam permainan yang sebenarnya adalah semua pemain bermain sebagai tim untuk mendukung CR7, termasuk Benzema dan Bale. Ini menjadi bukti bahwa Madrid masih bermain sebagai tim yang baik. Walau, memang harus menonjolkan seorang pemain, dan itu adalah Cristiano Ronaldo. Perbedaannya di musim ini, ketika Benzema dan Bale sedang tidak stabil, maka semua pemain terlihat berupaya 'mengambil panggung'. Mereka tidak menunjukkan permainan kompak. Bahkan Modric dengan label Ballon d'Or-nya kadang kala terlihat sangat bernafsu untuk mencetak gol.

Jika dilihat dalam kaca mata yang positif, apa yang dilakukan para pemain ini cukup bagus. Karena, mereka memiliki hasrat untuk memberikan kemenangan kepada tim. Namun, dengan cara yang 'tidak sabaran' seperti itu, membuat tim seperti tidak ada yang dapat diandalkan---pola permainan tidak jelas. Karena, semua pemain ingin mengambil keputusan. Di sinilah, faktor menurunnya performa Madrid di musim ini yang kemudian mengharuskan adanya pemecatan pelatih.

Julen Lopetegui diganti oleh Santiago Solari---mantan pemain duo Madrid. Keberadaan Solari di masa awal, sempat membuat Madrid mengalami perbaikan. Mereka mencatatkan beberapa hasil yang bagus, dan kemudian secara bertahap mampu merangkak naik kembali ke jajaran tim papan atas. Walau dalam prosesnya, mereka tidak dapat 100% meraih hasil dengan mudah.

Jika dibandingkan dengan performa tim saat dilatih Zidane---saat masa awal Zidane melatih Madrid. Torehan Solari saat ini belum bisa membuat Madrid dapat dilihat sebagai tim besar yang dapat menggaransi mereka untuk menjadi salah satu tim yang dapat memperebutkan gelar juara---di La Liga dan Liga Champions. Artinya, ada yang kurang di Madrid, jika dilihat dari beberapa musim ke belakang. Yaitu, faktor keberadaan pemain yang berani menggaransi dirinya sebagai pemain yang dapat diandalkan tim.

Meski begitu, Madrid sudah patut berbahagia, karena, bersama Solari, Sergio Ramos dkk mulai dapat berbicara banyak soal peluang juara di La Liga. Sesuatu yang nyaris hilang, ketika, Madrid masih dilatih oleh Lopetegui. Hal ini semakin dapat dilihat (ada buktinya) saat Madrid berhasil dua kali beruntun mencatatkan hasil bagus, dan bagusnya lagi, mereka mencatatkan hasil tersebut di dua laga besar.

El Classico (Copa Del Rey) dan Derby Madrid (La Liga) adalah dua laga beruntun baru-baru ini yang dapat dihasilkan dengan hasil imbang dan 3 poin. Suatu alasan utama yang membuat mereka kini kembali ke jajaran papan atas dan mulai dapat membuka peluang meraih gelar liga. Hasil seri saat bertemu Barcelona dan kemenangan di markas Atletico Madrid tersebut, membuat mereka kian percaya diri dan kini duduk di posisi kedua klasemen sementara La Liga (pasca menang 1-3 di pekan 23 liga saat menghadapi Atletico Madrid).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline