Lihat ke Halaman Asli

Fery Deddy Fahriza

Music is my soul

Makin Mantap Hilirisasi, Mineral Lainnya akan Menyusul Stop Ekspor Mentahnya

Diperbarui: 31 Januari 2022   16:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi mineral bauksit. Sumber foto: orami.co.id

Potensi sumber daya alam Indonesia melimpah ruah. Semesta Yang Esa meruahkan rahmat-Nya kepada kita umat-Nya. Namun, telah begitu lama negeri timur ini tidak menikmati secara utuh dari hasil potensinya tersebut. Sudah lama kita terjerembab dalam sebuah ego kepuasan untuk menjual 'tanah air'.

Kita punya sawit, sawit kita petik, lalu dijual. Kita ada batu bara, kita keruk secara dalam dan kita jual. Pertanyaannya satu. Mengapa kita tidak memberanikan diri untuk memulai sebuah keberanian tersebut? Berani untuk mengoptimalkan segenap potensi kekayaan yang kita miliki.

 Tidak mudah, apalagi instan. Dibutuhkan proses dan kesabaran lebih dalam mewujudkan hal baik tersebut. Hal baik untuk memberikan nilai tambah pada setiap kekayaan alam yang kita miliki. Dan, jawabannya adalah hilirisasi industri dalam semangat industrialisasi.

Negeri emas yang kita cintai ini, sedang gencar-gencarnya melakukan hilirisasi industri. Salah satu bagian dari program hilirisasi industri adalah sebuah ketegasan dari pemimpin tertinggi republik ini. Ketegasan yang menghasilkan buah-buah kebijakan. Presiden Joko Widodo menegaskan dan menerapkan kebijakan bahwa ekspor raw-material/ 'tanah air' sudah sepatutnya tidak terjadi lagi.

Setelah nikel dihentikan ekspor barang mentahnya, kini Presiden kembali menegaskan akan hentikan ekspor bauksit. 

Dalam sebuah acara yang digelar Sabtu (29/01), Presiden Jokowi mengatakan bahwa berkat hilirisasi industri nilai tambah di dalam negeri menjadi sangat besar. Seperti yang terjadi pada komoditas nikel. Hilirisasi nikel yang sudah dilakukan sejak 2015, senyatanya sudah memberikan dampak signifikan, baik dari sisi ekspor maupun dari sisi neraca perdagangan. Hasilnya, Indonesia terkerek berkat hilirisasi nikel.

Panglima Tertinggi Republik Indonesia tersebut mengungkap bahwa ekpsor besi-baja di tahun 2021 mencapai US$20,9 miliar atua kira-kira Rp300 triliun. Meningkat dari harga di 2014 yaitu hanya US$1,1 miliar.

Melihat melonjaknya peningkatan tersebut, Presiden Jokowi pun menyampaikan bahkan nantinya tak hanya nikel yang dihentikan ekspor, namun juga bauksit, tembaga, timah atau bahkan emas. Komoditas-komoditas yang sebelumnya biasa diekspor dalam bentuk raw material.

Dan tak hanya di pertambangan, sektor lainnya seperti pertanian dan peternakan juga akan diperkuat program hilirisanya. Nilai tambah tentunya bisa dinikmati petani dan peternak serta  bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru. Bahkan, di tahun 2022, diperkirakan ekspor khusus nikel mencapai US$28-US$30 miliar atau sekitar Rp420 triliun.

Tak hanya itu, upaya pendukung program hilirisasi yaitu investasi juga akan didorong pertumbuhannya oleh pemerintah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline