Lihat ke Halaman Asli

Fery Deddy Fahriza

Music is my soul

Tak Hanya Kaesang, Tesla Juga "Ghosting" Indonesia dan Berpaling ke Negara Ini!

Diperbarui: 9 Maret 2021   18:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://electrek.co/

Sempat menyatakan ketertarikannya berinvestasi ke Indonesia, Tesla Inc. justru kini dikabarkan sepakat untuk bermitra dengan salah satu tambang nikel di Kaledonia Baru. 

Kabar ini menyisakan banyak pertanyaan termasuk alasan Tesla belum kunjung membuat kesepakatan kerjasama dengan Indonesia melainkan menuju tambang di Kaledonia Baru. 

Menurut berbagai sumber, Tesla disebut setuju untuk berinvestasi di tambang nikel di Kaledonia Baru pada Kamis (4/3/2021). Langkah tersebut diambil oleh Tesla untuk mengamankan lebih banyak sumber daya nikel yang menjadi bahan baku utama dari produksi baterai lithium kendaraan listrik. 

Nantinya, Tesla akan membantu tambang di Kaledonia Baru tersebut dengan produk dan standar keberlanjutan. Prosesnya dimulai dari perseroan yang akan membeli nikel untuk produksi baterai menurut sebuah perjanjian dengan pemerintah Kaledonia Baru. 

Sebagai informasi, Kaledonia Baru merupakan produsen nikel terbesar keempat di dunia. Tesla diperkirakan akan menjadi penasihat industri di Tambang Goro, yang dimiliki oleh raksasa pertambangan asal Brasil, Vale. 

Menurut electrek.co, Kaledonia Baru merupakan wilayah teritori kecil milik Perancis yang terletak di Samudra Pasifik. Lokasi tersebut diyakini memiliki kandungan 25% nikel dunia. Tambang Goro sendiri merupakan milik dan dioperasikan oleh Vale. Perusahaan asal Brazil tersebut mengambil alih pada tahun 2007 dengan nilai transaksi miliaran dolar Amerika Serikat. Vale bercita-cita dapat meningkatkan produksi hingga 40.000 ton nikel per tahun. 

Sayangnya, ambisi tersebut pupus gegara konflik tambang di Kaledonia Baru. Tambang tersebut dikabarkan konflik dengan warga setempat dan berujung pada sabotase terhadap limbah lingkungan akibat penggunaan teknologi HPAL (High Pressure Acid Leach). Akibat dari konflik ini, Vale mengalami kerugian dan perseroan mencari pembeli selama setahun lebih. 

Konflik lainnya yang juga terjadi adalah kerusuhan besar di wilayah Tambang Goro, sejak Vale dan Perancis menjual tambang nikel ke Trafigura pada Desember 2020. Keputusan ini memicu adanya mogok dan protes dari kelompok pro-kemerdekaan sehingga Vale harus menutup situs tersebut.

Menurut kesepakatan yang diteken pada Kamis (4/3/2021), sebanyak 51% saham dalam operasi Vale dapat dipegang oleh otoritas Provinsi Kaledonia Baru dan kepentingan lokal lainnya. Sedangkan sebanyak 19% saham dimiliki oleh Trafigura atau kurang dari 25 persen yang direncanakan dalam perjanjian penjualan awal dengan Vale.

Dijelaskan pula, perusahaan Elon Musk tersebut tidak akan memiliki saham. Produsen mobil listrik tersebut hanya akan mengamankan rantai pasokan baterai listriknya saat meningkatkan produksi. 

"Tugas kami sekarang adalah menyelesaikan setiap dan semua item yang belum terselesaikan untuk memungkinkan transaksi secara resmi diselesaikan," kata pihak Vale. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline