Lihat ke Halaman Asli

Prolanis sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat untuk Menurunkan Penyakit Tidak Menular

Diperbarui: 1 Juni 2018   20:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Permasalahan Kesehatan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari pola kebiasaan sehari-hari. Baik itu dari pola aktifitas yang dilakukan maupun pola konsumsi yang tidak sehat. Terlebih lagi saat ini indonesia sudah menghadapi permasalah kesehatan baru. Fenomena transisi epidemiologi yang saat ini terjadi bahwa sudah dimulainya terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular.

Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. Penyakit Tidak Menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. 

Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, kematian akibat Penyakit Tidak Menular juga diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara menengah dan miskin.

Hipertensi adalah suatu kondisi saat nilai tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg atau nilai tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Menurut InaSH (Perhimpunan Hipertensi Indonesia), Untuk menegakkan diagnosis hipertensi perlu dilakukan pengukuran tekanan darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu bila tekanan darah kurang dari 160/100 mmHg (Garnadi, 2012). 

Sedangkan Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis, yang terjadi apabila pankreas tidak menghasilkan insulin yang adekuat, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang diproduksinya. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah yang dikenal dengan istilah hiperglikemia (WHO).

Menurut Menteri Kesehatan RI, Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM (K), pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saat ini, beban negara untuk pembiayaan kesehatan semakin meningkat. Hal tersebut terlihat dari banyaknya masyarakat yang menderita penyakit jantung, dan stroke. "Kita melihat sebuah fakta, pembiayaan 6,9 triliun dana untuk penyakit tidak menular. Termasuk jantung dan diabetes," kata Menkes RI, Nila F Moeloek saat ditemui di acara Yayasan Jantung Indonesia, Jakarta.

Kegiatan-kegiatan yang lebih utama untuk saat ini kita lakukan adalah upaya promotif dan preventif. Salah satu upaya tersebut melalui pemberdayaan masyarakat seperti  prolanis. 

Prolanis itu sendiri merupakan singkatan dari Program Pengelolaan Penyakit Kronis  yaitu sistem pelayanan kesehatan, pendekatan proaktif dan pemberdayaan kepada masyarakat, sehingga dapat mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan efektif dan efisien.  

Bentuk kegiatan didalam prolanis terdiri dari konsultasi medis, home visit, sms gateway kesehatan, aktifitas klub (senam prolanis) dan pemantauan status kesehatan (Skrining). Dalam prolanis itu terdapat berbagai kegiatan salah satunya senam prolanis. Biasanya kelompok ini dibina oleh BPJS Kesehatan dan fasilitas kesehatan tingkat pertama sebagai upaya untuk menjalankan fungsinya dalam  upaya promotif dan preventif. 

Namun masyarakat yang berperan aktif dan mandiri dalam proses penyelenggaraan nya. Dalam sebuah kelompok senam prolanis juga terdapat kader-kader kesehatan yang sudah dilatih dalam pelayanan kesehatan dasar. Dalam kegiatan prolanis tidak memberikan pelayanan pengobatan langsung (kuratif) namun memang lebih diutamakan upaya preventif. Waktunya biasanya diadakan sebanyak dua kali seminggu.

Menurut penulis kegiatan ini sangat positif jika semua proses kegiatan dalam prolanis dilaksanakan dan dijalankan sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Ini menjadi salah satu terobosan dalam dunia kesehatan. Dan bukan tidak mungkin kasus morbiditas dan mortalitas akibat penyakit tidak menular seperti Diabetes Melitus dan Hipertensi dan terus ditekan dan diturunkan prevalensinya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline