Lihat ke Halaman Asli

Analisis Kasus Antropologi Kesehatan

Diperbarui: 26 Mei 2018   11:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kasus Sebuah Ritual Mengatasi Kesurupan Yang Menewaskan Seorang Wanita.

 Antropologi kesehatan menurut beberapa para ahli :

  • Hasan & Prasad (1959)

   Adalah cabang ilmu mengenai manusia yang mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan  manusia dari titik tolak pandangan untuk memahami kedokteran, aspek sosial kedokteran dan masalah-masalah kesehatan manusia.

  • Fabrega (1972)
  • Anthropologi Kesehatan :

1. menjelaskan berbagai faktor, mekanisme dan proses yang memainkan peranan didalam atau mempengaruhi cara  saat individu dan kelompok terkena oleh atau berespon terhadap sakit dan penyakit.

2. Mempelajari masalah --masalah ini   dengan penekanan terhadap pola-pola tingkah laku.

  • Koentjaraningrat (1990)

Antropologi kesehatan membicarakan masalah konsep sakit, sehat, pengobatan tradisional, serta kebiasaan atau perilaku dan pantangan suatu kelompok masyarakat terhadap makanan tertentu.

  • Dalam Foster (1986), Antropologi Kesehatan mempunyai dua dimensi, yaitu dimensi Teoritis dan teori Praktis :

Dimensi teoritis adalah studi komprehensif tentang relasi timbal balik faktor biologis dengan budaya terkait dengan permasalahan kesehatan dan penyakit.

Dimensi praktis dimana partisipasi profesional ahli antropologi dalam program perbaikan kesehatan masyarakat dan perubahan tingkah laku sehat yang lebih baik.

Bila di lihat dari dua dimensi menurut Foster kita akan melihat lebih mendalam fenomena seorang wanita yang tewas digelonggong air di trenggalek ini secara ilmiah dan sudut pandang yang berbeda dari sudut pandang biasanya.

Penyakit adalah masalah kesehatan yang dialami setiap manusia. Sepanjang periode kehidupan tidak ada yang tidak mengalami sakit. Ritual dalam mengatasi kesurupan lah yang menjadi awal kabar buruk yang dialami oleh ibu tukiyem (51 tahun) warga desa surenlor kabupaten Trenggalek. Dengan dalih menjadi pengobatan alternatif yang menjadi kepercayaan anggota keluarga korban justru membuat korban meninggal dunia.

Dalam fenomena ini ada dua faktor yang saling terkait yaitu faktor biologi (kesehatan) dan faktor non biologi (kebudayaan). Dari faktor non biologi (kebudayaan) bahwa para anggota keluarga percaya dengan  ritual yang sudah turun temurun dari nenek moyang mereka dalam mengatasi gejala-gejala kesurupan . salah satunya dengan menggelonggong korban dengan air yang "katanya bisa mengeluarkan rasa sakit dari dalam tubuh korban". 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline