Lihat ke Halaman Asli

deby n

Geografi, Universitas Lambung Mangkurat

Pemanfaatan Lingkungan Kawasan Lahan Basah di Kalimantan Selatan

Diperbarui: 15 November 2022   19:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Lahan basah adalah istilah kolektif tentang ekosistem yang pembentukannya dikuasai air, dan proses serta cirinya terutama dikendalikan air. Lahan basah ditakrifkan berdasarkan 3 parameter, yaitu hidrologi, vegetasi hidrofitik, dan tanah hidrik (Cassel, 1997). Lahan basah memiliki fungsi khusus yaitu mencakup pengimbuhan (recharge), pelepasan (discharge), air bumii (ground water), pengendalian banjir, dan melindungi garis pantai terhadap abrasi laut.

Sebagian besar lahan basah di Indonesia tersebar di wilayah Kalimantan, Papua, Sulawesi dan Sumatera. Klasifikasi lahan basah, menurut Departement of Natural Resources Environmentl Protection Division (2000), memiliki 2 kategori utama yaitu, lahan basah pesisir (coastal wetland) dan lahan basah daratan (inland wetland). 

Ada 2 jenis lahan basah yaitu lahan basah alami dan lahan basah buatan. 

  • Lahan basah alami meliputi lahan basah air tawar, mangrove, rawa gambut, hutan gambut, rawa-rawa, dan daerah riparian (riparian). 
  • Lahan basah buatan meliputi waduk, sawah, saluran irigasi dan kolam.

Kalimantan Selatan adalah kawasan yang memiliki area lahan basah yang cukup luas, kawasan ini biasanya dijadikan sebagai kawasan perikanan, perkebunan, dan pertanian. 

Beberapa pemanfaatan dan pengelolaan masyarakat setempat terhadap kawasan Lahan Basah di Kalimantan Selatan, diantaranya :

1.

Dokpri

Gambar.  Lokasi (1) sebagai Kawasan Hutan Lindung LiangAnggang & lokasi GNPDAS.

(foto: Deby N.)

 Pengelolaan Lahan Basah di daerah ini yaitu dengan menjadikan lahan tersebut sebagai Kawasan Hutan Lindung Liang Anggang, dan menjadi lokasi kegiatan Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (GNPDAS). Lokasi ini terletak di Jl. Karya Manuntung, Kecamatan Gambut, Kalimantan Selatan, akses untuk menuju kawasaan ini terbilang relatif mudah karna dapat ditempuh melalui Jl. Gubernur Syarkawi, dimana kondisi jalannya yang beraspal dan menjadi jalan penghubung antara kabupaten Barito Kuala dan Bandara Syamsudin Noor. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline