Lihat ke Halaman Asli

Bush

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_257552" align="alignleft" width="300" caption="Bush-Land"][/caption] Saya kebetulan menikah dengan seseorang yang mempunyai nama keluarga BUSH di Australia. Menurut alm. ibunda mertua , sebenarnya moyang-nya alm.ayah mertua saya berasal dari Yahudi - Jerman  BOSCH dan menikah dengan orang Scotlandia yang sama-sama bernama BUSH. Kalau dipikir-pikir  sesuai juga sih karena mereka tinggal di belakang semak belukar hutan Australia ( BUSH : bahasa inggris artinya semak ). Saya sendiri bersama keluarga tinggal di BUSH-land yang luas, dimana kangguru,kakaktua,magpie dan wombat masih bermain-main di belakang rumah setiap pagi dan sore. Sekali kita mendengar kata BUSH, langsung tertuju ke mantan presiden Amerika Serikat itu. [caption id="attachment_257551" align="alignright" width="275" caption="President Bush"][/caption] Menurut ancestry genealogy.com,  asal muasal moyang George W.Bush berasal dari daratan Scotlandia dan salah satunya keluarga SPENCER di Inggris, Lady Diana termasuk dalam ‘Family Tree’ keluarga George W.Bush. Bush Senior dan Bush Junior, keduanya  pernah menjadi “The Most Wanted Man in the World”. Jutaan orang mencaci dan  memuja mereka. Tidak hanya itu saja, BUSH  adalah orang yang paling terkenal di mata penduduk Sudan Selatan khususnya masyarakat suku Nuba. Sudan merupakan negara multi agama dan multi etnis yang memiliki perbedaan kelas sosial ekonomi bagaikan bumi dan langit  antara kaum Arab dan Afrika, yang kebanyakan etnis Afrika berpenghasilan sebagai penggembala dan petani.  Di tahun 1990‘an Sudan mempunyai hutang yang menumpuk di IMF,pemerintahan yang korupsi dan kelaparan. Salah satu negara yang tampil memberikan bantuan sandang dan pangan adalah Amerika Serikat yang mereka sebut Hajawas ( kulit putih ). Menurut buku yang ditulis Mende Nazer : SLAVE ( Virago Press,2004 )  di buku memoir yang ditulisnya  Suku Nubia adalah salah satu suku yang terisolasi dari pemerintahan Sudan yang dipimpin etnis Arab. Bantuan yang 'katanya’ diberikan pemerintah tidak pernah diterima oleh suku-suku yang berada di kawasan Darfur (sebelah barat Sudan yang dihuni orang-orang islam 'non arab’ ).  Etnis Arab di Sudan-pun berlaku semena-mena terhadap etnis Nuba Afrika yang miskin, kaum yang disebut Mujahidin tak segan-segan membakar dan menculik perempuan muda Nuba kemudian di jual ke “SLAVE TRADER” di Khartoum ( ibukota Sudan ) dan menjadikan mereka sebagai pelayan/budak tanpa bayaran. Di daerah yang dihuni Nuba, mereka mempunyai lagu yang didedikasikan untuk BUSH senior. Berikut liriknya : Bush, Bush, Bush, Bush Bush is very kind He helps the nuba with lentils and oil if it wasnt for Bush we’d die Bush, Bush, Bush, Bush Bahkan perempuan yang melahirkan anak lelakipun, mereka namai “BUSH” tidak hanya itu hewan ternak seperti sapi dan kambing juga. Eliz Chol Lam,musisi R&B asal Sudan Selatan tahun 2009 kemarin membuat album yang didedikasikan untuk Pemerintahan Bush sebagai ungkapan rasa terima kasih atas berakhirnya Perang sipil yang berlangsung selama 22 tahun di  dan perjanjian perdamaian tahun 2005 di Sudan. Sebagian liriknya :  "Thank you leaders, thank you George Bush, thank you for what you have done for the south Sudanese people," "Now that our flag has arisen, there is really now a government for South Sudan" BUSH sendiri menerima CD Eliz saat bertemu dengan Salva Kiir Mayardir, presiden dari Pemerintahan Sudan Selatan (GOSS) dengan prakarsa Presiden terpilih Barack Obama. Bagi penduduk di Sudan Utara, Bush adalah pahlawan ( suka atau tidak ). "We love George Bush, because he brought peace to our country, and nobody did it before," kata mereka. [caption id="attachment_257562" align="alignleft" width="248" caption="And...I love this BUSH!"][/caption] Dan saya sendiri mencintai BUSH yang satu ini (suami saya). Foto: google.com, pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline