Lihat ke Halaman Asli

Terimakasih Hujan

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Akhirnya: setelah sebulan menyarang di awan

Selepas magrib hujan pun turun juga

Menandur tanah.

Menurunkan kering di genting garing

Dapat kucium aroma debu

Matang di masak hujan

Sambil menunggu isya, kubaca lagi candaan anak istri

Di kamar yang hampir genap

dua tahun kami tempati

Pada halaman ke tiga puluh lima

Kudapati anakku masuk tahun kedua

Setelah lahirnya

Sebelum ramadhan tiba

Selepas isya: hujan belum juga reda

Ke dokter kami punya rencana

Bersepeda motor tua

Batuk pilek anak kami yang pertama

tapi Tuhan rupanya tak ingin kami ke dokter

Tuhan ingin kami datang kepadaNya

Tanpa resep kimia

Pukul 21:30 hujan baru reda. kuintip

Anakku sudah tidur

Istriku juga. O,

mungkin hujan di suruh Tuhan

Turun menidurkan anak istriku!

Mungkin!

juga terimakasih.

Kepada yang bersembunyi di balik

Hikmah hujan

Depok 04 juli 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline