Puisi adalah medium yang sempurna untuk mengekspresikan cinta yang tersembunyi. Melalui kata-kata yang dipilih dengan hati-hati, penyair mampu menggambarkan perasaan yang mendalam dan kompleks, yang mungkin sulit diungkapkan secara langsung. Cinta dalam diam bukanlah bentuk cinta yang lemah; sebaliknya, ia adalah cinta yang murni, penuh kesabaran, dan sering kali lebih kuat daripada cinta yang diteriakkan dari puncak gunung. Dalam keheningan, cinta menemukan cara untuk berbicara melalui tatapan, gerakan, dan tentu saja, melalui bait-bait puisi.
Cinta dalam diam adalah sebuah paradoks yang penuh dengan misteri dan keindahan. Dalam keheningan, cinta menemukan jalannya untuk tumbuh dan berkembang, sering kali tanpa perlu kata-kata yang terucap. Puisi yang mengangkat tema ini menawarkan jendela menuju hati yang terdalam, tempat di mana perasaan yang tak terungkap menjadi begitu nyata dan terasa. Berikut adalah beberapa puisi karya "Debora Putriani Br Nainggolan" yang bisa dijadikan referensi.
CINTA PERTAMA TAK BERSUARA
Di sudut senja yang pudar,
terang mentari mulai lesu,
aku berdiri mematung,
di ambang perasaan yang tak terucap.
Matamu yang jernih bak embun pagi,
membawa kehangatan pada kalbu,
namun bibir ini membisu,
tak mampu mengurai kata.
Lembar-lembar rindu yang terhampar,