Lihat ke Halaman Asli

Debby Pratama

Mahasiswa

Surti Si PSK (Part 1)

Diperbarui: 11 Maret 2024   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Duaaarrzzzzzz" Suara petir menggelegar di sekitar rumah
hujan deras bersama dengan petir yang bergemuruh memenuhi rumah . Saat itu ibu sri sedang meringis kesakitan karena akan melahirkan.
" Pak, cepat panggil bidan " Perintah bu Sri kepada pak dirjo suaminya.
Pak dirjo pun lekas pergi meninggalkan bu Sri seorang diri dengan keadaan akan melahirkan, sambil menunggu suaminya kembali dan juga rasa sakit karena akan melahirkan bu Sri tetap tenang, dia mengontrol nafasnya.
"Huuhaaa.. Huuuhaaaa"
Tidak lama suaminya kembali setelah menjemput bidan, ternyata yang di bawa suaminya adalah dukun beranak (tapi ga punya anak). Bu Sri tidak memperdulikan siapa yang datang, yang terpenting baginya anaknya bisa lahir dengan selamat.
"Ooaaaaaa..... Oaaaaa" Suara tangisan bayi beradu dengan suara hujan dan petir yang begitu kencang, untungnya pak dirjo bukan prabu siliwang, saat kelahiran putranya kian santang bersamaan dengan hujan dia naik ke atap kraton dan berteriak ( " akan aku berinana Kian Santaanggg).
Bayi pun di bersihkan kemudian pak dirjo pun menggendongnya untuk di perlihatkan kepada istrinya, pak dirjo sangat bahagia karena dia cekgurr sehingga bisa memiliki buah hati dari percintaanya dengan ibu Sri.
Pak dirjo pun memperlihatkan buah hati mereka kepada istrinya tapi ibu Sri enggan memberi respon sama sekali, ternyata dia sudah meninggal karena kelelelahan saat akan melahirkan. 

Pak dirjo pun membesarkan anak perempunyanya seorang diri, dan memberi nama Surti Jayadi Sri Sudirjo panggilannya Surti. 

Surti tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik, banyak pemuda di desanya ingin sekali menjadi kekasihnya, tpi surti lebih ingin fokus untuk sekolah, sekarang surti kelas 12 SMA 1 Sagawaya.
" Surti, surti, kemari nak" Pak dirjo memanggil surti ke ruang tamu untuk berbicara.
" Iya pak, sebentar " Jawab surti yang sedang berada di daput, kemudian bergegas menghampiri bapaknya.
" Begini surti, bapak mau bertanya setelah kamu lulus kamu mau kemana? " Pak dirjo membuka pembicaraan "jikalau kamu mau berkuliah bapak sudah tidak sanggup untuk membiayai"
"Aku mau bekerja pak" Tegas surti meyakinkan pak dirjo "aku mau bekerja di jakarta seperti orang-orang kemudian pulang dengan uang banyak dan kita tidak akan miskin lagi" Surti memperjelas.
"Yasudah kalo emng tekad kamu seperti itu bapak izinkan, terpenting kamu bisa menjaga diri kamu" Jawab pak dirjo

Hari kelulusan surti pun tiba, dan dia di nobatkan sebagai siswa berprestasi karena mendapat nilai tinggi saat ujian. Dan mendapat hadiah uang dari sekolah. Uang tersebut digunakannya untuk ongkos dia pergi ke jakarta, dengan harapan bisa mendapat kerja dan pulang dengan kesuksesan.
" Pak surti pamit ke Jakarta dulu " Ucap surti yang kemudian berhenti sejenak. " Bapak jaga kesehatan, nanti surti pulang lagi kesini " Lanjutnya.
" Iya surti, kamu juga hati-hati di sana cepat pulang " Balas bapak.
Setelah berpamitan surti pun berangkat ke Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline