[caption caption="Entikong yang sedang dibangun - Dok Debby Amalia King"][/caption]Pada hari ke 3, tim DRE etape ke 3 akan mengunjungi perbatasan Entikong. Perjalanan ditempuh selama kurang lebih 3 jam dari Hotel kami. Sesampainya di sana, kami melihat banyak pembangunan yang sedang terjadi. Pak Jokowi sendiri sudah datang kemari dan melakukan keputusan untuk membangun Entikong agar lebih maju. Hal ini disebabkan karena perbedaan yang sangat jauh antara perbatasan di Malaysia dan Indonesia.
Dijelaskan oleh Pak Minggu (dinamakan begitu karena lahir di hari Minggu, tapi sayangnya punya adik namanya Pak Ahmad bukan nama hari-hari lainnya), bahwa baik fasilitas kesehatan, sekolah, hingga kelengkapan kebutuhan dasar lebih lengkap di perbatasan Malaysia dibandingkan di Indonesia. Jarak tempuh dari perbatasan ke kota terdekat pun lebih dekat ke Malaysia yaitu 1 jam saja sehingga mereka seringkali mampir ke Malaysia untuk keperluan sehari-hari. Pak Minggu juga menjelaskan penggunaan mata uang di perbatasan ini bisa menggunakan ringgit dan rupiah.
Perbatasan Entikong yang berada di Kabupaten Sanggau ini kerap kali menjadi jalur masuk TKI karena begitu mudahnya masuk ke Malaysia menggunakan bus dari tempat ini. TKI yang ilegal juga kerap kali mencoba melewati perbatasan melalui hutan sekitar hingga polisi harus melakukan patroli hingga di dalam hutan. Fakta menarik lainnya adalah adanya zona netral yang bebas hukum di perbatasan ini. Sehingga jika ada yang melakukan tindak pidana, tidak akan ada yang bisa menangkap. Di sana Tim DRE juga melakukan interview bersama dengan polisi muda yang menjaga pos depan perbatasan. Jika dilihat-lihat dari parasnya tampaknya mereka bisa nih menggantikan aktor di sinetron ganteng-ganteng serigala he he he. Saking gantengnya, polisi ini menjadi layaknya artis karena setiap orang ingin berfoto bersama mereka.
[caption caption="Datsun Go+ Panca Yang Tangguh - Dok Debby Amalia King"]
[/caption]
Setelah kami melihat perbatasan, kami makan siang dan juga mampir ke pasar tradisional di daerah Sanggau tersebut. Setelah puas berbelanja, kami pulang ke Pontianak. Waktu yang ditempuh ke Pontianak kurang lebih 6 jam. Perjalanan pulang ini jauh lebih seru dibandingkan perjalanan sebelumnya, karena terdapat banyak jalan yang rusak yang membuat badan kami bergoyang-goyang.
Ajaibnya mobil Datsun Go+ Panca ini ,yang merupakan city car, sangat tangguh menghadapi medan seperti ini. Jalan yang berkelok-kelok dan menanjak juga bukan halangan bagi mobil Datsun Go+ Panca semua bisa diatasi dengan mudahnya. Kami juga mampir ke jembatan yang baru dibangun yaitu Jembatan Tayan. Jembatan ini yang menghubungkan antara Kalimantan Barat dengan provinsi lainnya. Jembatan Tayan ini sangat berdampak positif bagi kondisi ekonomi Kalimantan Barat karena sangat memudahkan jalur usaha. Saat kami mampir ke sana kami cukup takjub, jembatannya besar sekali dan bagus. Bentuknya sangat modern. Sayang kami belum bisa melewati jembatan tersebut karena belum diresmikan.
Pada jam 10 malam kami tiba di hotel dan segera beristirahat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H