Lihat ke Halaman Asli

Penjahat Kecil dalam Hatimu

Diperbarui: 1 Maret 2016   19:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senandung hujan meniringi sore hari ku, sambil mendengar dentingan lagu aku hanya bisa terdiam dan merenung. Mungkin aku adalah gadis yang paling ‘tolol’ untuk mencintai sosok lelakimu. Ketika gadis itu tiba tiba masuk kedalam hubungan kita aku hanya bisa tersenyum sinis dan melemparkan pandangan tajam. Dalam pikiranku gadis itulah yang memurahkan diri untuk melahap habis segala perhatianmu. Ketika aku mencintaimu aku tak lagi peduli tentang pendapat siapapun, aku tak lagi peduli bisikan sahabatku bahwa kamu lah rubah berbulu domba. Yang aku tau kamu mencintaiku dan aku sangat menggilaimu dengan setulus hati.

Kamu menawarkan beberapa pilihan fana untuk aku percayai, aku tak tau apa yang ada dipikiranmu. Kau bilang kau menyayangiku namun semuanya adalah dusta. Kau suguhkan sebuah kata kata manis diawal perkenalan kita sehingga aku terjatuh ketika aku menatap keindahan dalam bola matamu yang kecil. Bila semua ini memang terasa indah, mengapa aku harus terbuai dalam rasa yang kau paksakan? Aku benar benar tak bisa membayangkannya. Terbukti bahwa bahagia itu memang sederhana, tak tau kah kamu aku sudah mencintaimu bahkan saat pertama kali kau menyapaku lewat chat. Bahkan aku sudah memilihmu sebelum kita bertemu.

Aku ingat ketika untuk kali pertamanya aku ber kesempatan menggenggam jemarimu dalam dinginnya cuaca, aku bisa merasakan lembutnya jaket mu yang kau balutkan ketika aku mengantuk. Aku merindukan semuanya. Semuanya yang pernah kita jalani. Aku ingat bagaimana matamu menatapku dengan penuh harap, ketika aku tak berhenti untuk menatap fotomu, dan aku ingat bibir tipis yang melengkung ketika waktu yang kita lewati bersama. Mungkin aku adalah gadis konyol yang bertingkah kekanakan, menceritakan hal hal bodoh agar senyuman merekah pada wajahmu. Aku bodoh karena harus terjaga semalaman hanya untuk memperpanjang percakapan. Bagaimanapun itu aku adalah gadis bodoh.

Selama ini, kamu lah yang selalu mengekang aku untuk menghindar dari pria lain. Selama ini kamu lah yang berhasil membuat aku merasa sempurna. Walaupun kau hanya sesaat namun sosokmu tertanam sangat dalam di relung hati ini sebagai kenangan yang paling indah. Aku tidak peduli bahwa kamu adalah seorang penjahat kecil, yang aku tahu aku mencintaimu dan aku tidakmenghiraukan semua yang buruk tentangmu.

Aku tak banyak berharap, kamu membuat semua waktu ku tersita tentang angan anganmu, aku hanya tersenyum ketika gadis itu melontarkan langsung dari mulutnya ‘dia udah lama sama gue’ aku tak pernah membantah ketika panggilan ku kau samakan dengan panggilan gadis itu. Aku tidak peduli, aku hanya dapat menutup telingaku rapat rapat walaupun itu menyiksa. Aku masih yakin kalau kamu adalah kamu yang pernah kau janjikan bahwa tak akan menyakiti ku. Aku juga tak menyesal telah jatuh hati padamu. Karena kamu adalah batu karang yang hancurterkikis ombak, walau terkikis tapi masih bertahan kokoh. Aku mencintaimu.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline