Lihat ke Halaman Asli

Kalijodo dan Buku Hariannya

Diperbarui: 24 Februari 2016   11:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Terpilihnya tema Kalijodo dalam artikel saya karena hari-hari ini public sedang digemparkan dengan rencana perataan daerah rumah bordil di Kalijodo. Kalijodo merupakan kawasan pemukiman kumuh yang liar daerah Pejagalan kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Daerah ini merupakan surganya ‘psk’ dan dijaga ketat oleh lebih dari 2000 preman, pemukiman ini sedang panas dengan kontroversi yang diluncurkan ahok mengenai penggusuran yang nantinya akan dibuat ruang terbuka hijau. Seperti yang kita tahu, tidak jarang orang memandang ‘psk’ adalah pekerjaan kotor yang hanya dilakukan oleh wanita yang tak punya harga diri lagi. Namun sudahkah kita tengok lebih dalam lagi bagaimana mereka memperpanjang hidupnya?  Apakah kalian semua berpikir bahwa di Jakarta terdapat banyak lapangan pekerjaan? Jawabannya adalah tidak.

Kemana pemerintahan yang katanya adil? Apakah Pancasila hanya mendapat predikat sebagai dasar saja? Jika kita telusuri lebih dalam mengenai latar belakang mereka, sanggupkah kita berdiri menjadi pribadi mereka? Mereka berbekal ijazah SD dibodohi oleh para hidung belang yang berjanji menafkahi mereka di Jakarta, mereka dijanjikan lapangan pekerjaan yang sesuai kemampuan mereka tapi nyatanya? Mereka dihadapkan dengan pemukiman kotor, terjerumus kedalam permainan licik orang-orang yang hanya ingin mendapat uang secara Cuma-Cuma. Mereka dijual dijadikan sebagai boneka untuk para lelaki tak bertanggung jawab. Jika mereka punya kesempata kedua, jika saja pemerintah saat itu menengok kepada rakyat kecil, jika saja janji para petinggi itu ditepati, maka nasib para psk tidak akan berakhir dengan sebuah kesia-siaan.

Lihat seberapa jahat Negara kita ini, pemerintahan yang tajam kebawah tumpul keatas. Mereka yang dipandang akan selalu ditinggikan, dan mereka yang ditindas tak sedikitpun menerima perhatian. Mereka semua terpaksa, karena hidup di Ibukota itu penuh tantangan. “gak kerja ya gak makan” lalu mau diapakan lagi selain menjalaninya? Belum lagi bagi mereka yang punya anak dikampung, uang itu sangat berharga untuk kebutuhan susu dan popok. Sudahkah pemerintah peduli atas anak-anak yang terlantar? Lalu sekarang bagaimana menjawab keluh kesah para psk ini? Mau dihancurkan lahannya, meskipun diberi ganti rumah singgah nanti mereka kerja apa? Lantaran hanya punya ijazah SMP, lapangan kerja mana yang butuh tenaga kerja seorang lulusan SMP?

Jadi mulai hari ini harusnya kita memiliki cara padang yang luas bagi mereka yang kurang beruntung, suarakan rasa kepedulian kita kepada mereka. Jadikan Negara kita menjadi Negara yang peduli bermasyarakat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline