Lihat ke Halaman Asli

Moeldoko Dukung ICT Watch Tangkal Hoax

Diperbarui: 3 Agustus 2018   17:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Instagramakunketansusu

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengajak ICT Watch membahas pengembangan SDM melalui literasi media karena literasi menjadi penting di tengah maraknya peredaran berita negatif dan hoax di sosial media. Sebewlumnya, pertemuan Moeldoko dengan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) adalah membahas konsep manajemen talenta, namun karena Moeldoko peduli masalah sosial media yang sangat fenomena di tengah masyarakat.

Pertemuan ini adalah langkah lanjut pertemuan dengan Gerakan Nasional Literasi Digital yang popular dengan tagar #SiBerkreasi. Perbincangan kali ini dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) ini sangat menarik sekali. Gerakan ini mengajak masyarakat untuk lebih pandai berperilaku di sosial media. Solusi dari kegaduhan hoax dan banyaknya konten ilegal di media sosial. Saat ini masyarakat setelah mendapatkan berita langsung main sebar sembarangan bahkan tidak memperdulikan UU IT.

Bagi yang belum tahu, ICT Watch merupakan organisasi masyarakat sipil yang fokus pada kolaborasi pembangunan kapasitas SDM. Bidang kerjanya meliputi kemampuan literasi digital, ekspresi online, dan tata kelola siber. Terkait isu sosial media ini, ada tiga hal penting yang perlu disasar sesuai slogan ICT Watch yaitu menuju revolusi industry 4.0, kami mempersiapkan manusia, yaitu pertama, siberkreasi sebagai sebuah gerakan nasional yang berpusat pada literasi digital. Kedua, gerakan ini berfokus pada brainware yakni pengelolaan aspek manusia dalam berinteraksi di media online. Terakhir, kegiatan ini merupakan edukasi agar masyarakat lebih banyak menciptakan konten positif dibandingkan menyebarkan kebencian melalui sosial media.

Kantor Staf Kepresidenan memiliki newsroom yang berfokus mengelola berita-berita bohong, khususnya yang ditujukan kepada pemerintah. Diharapkan,   gerakan ini nantinya dapat bersinergi dengan pemerintah serta memberi implikasi positif mengurangi isu negatif yang beredar menjelang pesta demokrasi. Karena Pilpres 2019 sudah tidak lama lagi akan menjelang,  masyarakat diharapkan untuk tidak terpancing isu hoax apalagi sampai menyebarluaskan isu tersebut.

Moeldoko menilai kekuatan dua jari bisa merusak semua, dengan gerakan ini menjadi antisipasi pemerintah sebelum krisis terjadi, karena kecepatan media sosial dapat menjadi risiko luar dan bisa merusak kehidupan sosial. Masyarakat diharapkan lebih waspada dan bijaksana dalam berinteraksi di media sosial.Tidak terpancing sebelum menelusuri semua berita-berita yang dibaca.

Moeldoko berpesan kepada ICT Watch terus berinovasi dan memberi sumbangsih kepada bangsa, setelah menoreh prestasi pemenang WSIS Prize pada kategori Ethical Dimensions of the Information Society dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss 12-16 Juni 2017 silam. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko juga diminta untuk dapat berpartisipasi pada agenda Netizen Fair pada 2-4 November 2018 yang akan dihelat di Gelora Bung Karno.Semoga setelah pertemuan ini akan membantu masyarakat luas untuk pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dengan tidak mudah termakan isu hoax pemecah-belah bangsa. NKRI Harga Mati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline