Kita tidak akan pernah mampu menaklukan gunung, karena bukan gununglah yang kita taklukan, melainkan diri kita sendiri
-Edmund Hillary-
Bagi sebagian orang mendaki gunung adalah hobi yang ekstrem dan berbahaya. Hobi ini dinilai hanya cocok untuk kaum lelaki yang bukan hanya punya fisik yang kuat tetapi juga bermental baja. Tapi stigma yang selama ini terbangun di masyarakat umum dipatahkan oleh dua sosok perempuan tangguh dari tim Wissemu.
Adalah Tim The Woman of Indonesia's Seven Summits Expedition Mahitala-Unpar (WISSEMU) yang berhasil melakukan eskpedisi dan menaklukkan tujuh puncak tertinggi di tujuh benua. Ekspedisi yang dimulai dari tahun 2014 ini akhirnya membuahkan hasil pada kamis (17/05) ketika dua srikandi Indonesia, Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari mengibarkan bendera Merah Putih di Puncak Everest.
Dua perempuan berusia 24 tahun tersebut masuk dalam jajaran perempuan dunia yang berhasil melakukan pendakian 7 summits, rangkaian pendakian gunung tertinggi di tujuh belahan lempeng dunia. Di dunia baru ada 31 wanita yang menorehkan prestasi serupa, sekarang Fransiska dan Mathilda resmi menjadi wanita yang masuk dalam daftar 7-Summiters.
Menanggapi keberhasilan Tim Wissemu tersebut, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko sangat mengapresiasi dan mengucapkan selamat atas prestasi yang luar biasa. Moeldoko juga menyampaikan bahwa Tim Wissemu merupakan kebanggaan bangsa Indonesia. Keberhasilan Tim Wissemu telah menggelorakan nama Indonesia di dunia Internasional. Semangat dari Tim Wissemu ini pantas digalakkan dan diviralkan agar ditiru oleh generasi muda lainnya. (antaranews.com)
Mathilda dan Fransiska memang menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa ini di tengah hiruk pikuknya masalah keberagaman dan politik identitas yang sekarang menjadi polemik berkepanjangan dan mengguncang negara akhir-akhir ini. Dua srikandi ini mampu memberikan pelajaran berharga terkait keberagaman dari setiap langkah kaki yang mereka gerakkan utuk mencapai impian dan cita-cita.
Tim Wissemu terdiri dari berbagai macam latar belakang suku, agama, dan kebudayaan yang berbeda. Mereka mampu bersatu dan selalu kompak demi cita-cita yang sudah mereka bangun secara bersama-sama.
Dari Tim Wissemu kita belajar bahwa keyakinan dan persatuan menjadi sebuah kekuatan yang bisa menyatukan satu sama lain. Minimnya pemberitaan terhadap mereka bukan menjadi penghalang untuk bisa dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun dunia. Prestasi yang mereka torehkan menjadi sebuah lampiran diri agar dikenal oleh publik.
Di sisi lain, kita berharap pemerintah gencar menggenjot bantuan sebagai bentuk dukungan baik dari segi moril maupun materiil terhadap kegiatan seperti ini. Ikut sertanya pemerintah adalah sebagai bukti bahwa pemerintah bisa hadir dan dekat dengan masyarakat sehingga kegiatan positif seperti ini menjadi tren dan diikuti oleh banyak generasi muda di Indonesia.
Efek dari kegiatan tersebut ataupun kegiatan-kegiatan lainnya akan terasa ketika 10 tahun kedepan. Indonesia akan mendapatkan manfaat yang besar dari banyaknya ank muda yang berpikir kreatif, tangguh dan inovatif serta menjadi garda terdepan dalam membela NKRI dan Pancasila di alam kebhinnekaan sebagai bentuk kemajemukan bangsa.