Gerimis di Penghujung Februari
Oleh: Deasy Pebriyanti
Menatap nanar tubuhmu yang terkulai lemah di balik kaca
Lantunan kalimat tahlil perlahan terdengar lirih
Aku di sini terpaku tanpa mampu menyentuh
Ingin berlari memelukmu namun kaki sulit melangkah
Pukul enam di penghujung Februari
Suara tangisan bagai gerimis yang berjatuhan
Aku masih terdiam dalam sunyinya hati
Memandangimu yang berbalut kain putih nan bersih
Masih tak percaya pagi ini engkau telah tiada
Rongga dadaku menyempit dan sesak melanda
Mengajak bulir bening mengalir tak tertahankan
Tenggorokanku tercekat bibir terkunci rapat
Aku berusaha menguatkan diri yang masih gemetar
Menghela napas menggumamkan istighfar
Sedih sakit pilu berbenturan tak terelakkan
Mengharap hadirnya ikhlas meski merasa kehilangan
Ciputat, 27-02-2023
Rintik hujan menemani pagiku yang sepi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H