Lihat ke Halaman Asli

Kebiasan Makna Reformasi

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

15 tahun sudah negeri ini merangkak perlahan meniti reformasi. Reformasi dari rezim Suhartosentris dan otoriterialisme. Pergolakan yang sengit dan pertarungan para kuasa elit politik dari berbagai macam sudut kepentingan. Pilar-pilar demokrasi dibungkam oleh semangat pembangunan, memunculkan identitas budaya Korup, Kolu, dan Nepo. Yang melawan kalau tidak hilang dan ditemukan di pulau terpencil, pasti mereka diketemukan sedang sekarat meregang nyawa. Inilah luka derita mendalam rezim orde baru.

Reformasi politik, reformasi birokrasi, reformasi restorasi dan reformasi generasi. Pada akhirnya hanya menelurkan sebuah “reformasi ambang batas”. Konsekwensi menciptakan perubahan harus menggadaikan rakyat proletar. Yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin sengsara. Perbedaan dua rezim ini hanyalah terletak pada kebebasan beraspirasi dan transparansi informasi. Namun dari kesemua itu belum mampu mencapai tujuan demokrasi dari reformasi.

Kebangkitan hanya menjadi semiotika kala tanggal 20 Mei semua masyarakat Indonesia merayakannya sebagai titik balik perjuangan reformasi. Kita belum bisa mewujukannya selama individu-individu di negeri ini (red:penguasa) masih berjuang atas nama golongan tertentu. Mangatasnamakan Tuhan dan rakyat untuk berkuasa. Janji hanyalah janji tersurat dan tersirat dalam lisan saja. Sampai kapankah ?sampai harus menunggu kehancuran baru setelah itu kita bangkit lagi?

Semoga mimpi dan ekspektasi kita menggapai kebahagiaan yang hakiki di negeri ini dapat segera terwujud. Tidak sekedar mimpi atau cita-cita dalam angan, namun harus dilakukan semilitan mungkin. Selamat Kebangkitan Nasional. Semoga reformasi tidak sekedar NARASI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline