Lihat ke Halaman Asli

Trend e-book: Mampukah 100% Menggantikan Buku Cetak?

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1337534616344587835

[caption id="attachment_178149" align="aligncenter" width="640" caption="Image Source: kafast.blogspot.com"][/caption]

Kemajuan teknologi modern sangat besar kontribusinya pada kehidupan masa kini yang berpedoman semakin cepat, semakin ringan dan semakin murah. Bayangkan saja, dalam sekali klik, banyak informasi didapat, dalam sekali kirim pesan, seluruh keluarga besar dan kerabat atau para sahabat yang tersebar di berbagai daerah bahkan negara bisa disapa atau diucapkan selamat ulang tahun atau salam apa saja. Menjadikan hidup semakin praktis dan efisien.

Dalam tujuannya menunjang pesatnya teknologi, banyak produk berlomba-lomba diciptakan. Salah satu diantaranya adalah e-book, yaitu produk yang merupakan sebuah software yang berkonsep buku dengan menyajikan format dan isi layaknya buku tulis konvensional yang berupa kumpulan kertas berisi tulisan dan gambar, namun dikemas dalam tampilan elektronik. e-book sendiri menyajikan teks dan gambar tersebut dalam informasi digital baik dalam format teks polos, *pdf, *jpeg, *lit dan *html.

Menurut jenisnya, e-book yang paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik dan ditayangkan oleh komputer. Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam satu keping CD, DVD maupun flashdisk. Untuk bentuk yang lebih kompleks misalnya pada Microsoft Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan ensiklopedi dalam format multimedia, dimana penyajiannya tidak hanya berupa informasi tertulis saja, tetapi juga suara, gambar, movie dan unsur multimedia lainnya.

Perkembangan e-book sangat luar biasa pesatnya. Kelebihan e-book dibandingkan dengan buku konvensional, secara sederhana memang tidak terlalu mencolok mengingat konsepnya juga sama-sama buku yang menyediakan informasi berupa tulisan untuk dibaca. Namun, jika dianalisa lebih dalam, akan ditemukan beberapa keunggulan e-book yang tidak kita temukan pada buku cetak konvensional.

  • Dengan format digitalnya, e-book dapat disimpan dalam penyimpan data (harddisk, CD-ROM, DVD ataupun flash disk). Sekeping CD atau DVD bisa menyimpan puluhan bahkan ratusan buku. Bandingkan dengan buku cetak konvensional yang akan memakan tempat yang lumayan luas untuk 1 seri buku.
  • Dalam bentuk CD, DVD maupun flashdisk, e-book dapat dibawa dengan mudah, sementara membawa buku dalam format cetak sangat berat.
  • Format digital e-book dapat bertahan sepanjang masa, tidak lapuk dimakan usia, dengan kualitas yang relatif tidak berubah.
  • Isi dari e-book dapat dilacak, di-search dengan mudah dan cepat. Ini tentunya sangat bermanfaat bagi mereka yang sedang melakukan studi literatur.
  • Adanya program yang dapat membacakan isi dari e-book memungkinkan orang buta atau buta huruf menggunakan e-book. Keunggulan ini tidak ditemukan pada buku konvensional.
  • Selain itu proses pembuatan e-book pun sangat mudah dan murah, sementara untuk mencetak ribuan buku membutuhkan biaya yang sangat mahal dengan proses yang tidak sederhana.
  • Dengan menggunakan media elektronik seperti internet, pendistribusian e-book menjadi sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Dalam hitungan jam bahkan menit, sebuah e-book langsung dapat dibaca. Sedangkan pengiriman buku konvensional membutuhkan waktu yang lama (harian hingga mingguan) serta mahal. Belum lagi apabila ada masalah dalam pendistribusiannya. Proses distribusi secara elektronik ini memungkinkan adanya perpustakaan elektronik dimana seseorang dapat meminjam buku melalui internet dan buku akan dikembalikan setelah masa peminjaman berlalu. Perusahaan Adobe tengah melakukan percobaan ini.

Meski belum semapan buku konvensional, kehadiran e-book mulai digemari, terlebih karena isi dan tampilannya yang cukup interaktif. Banyak kalangan tertarik menggunakan e-book ini, disamping karena harganya yang relatif lebih murah, juga praktis, dan menyenangkan untuk dibaca. Para penerbit dan pengusaha di bidang ini pun mulai melirik e-book, yang meski tidak dapat dipungkiri bahwa kehadirannya juga menjadi dilema. Di satu sisi, e-book hadir sebagai produk masa kini yang menjadi salah satu solusi pengurangan penebangan hutan yang semena-mena.

Di Indonesia sendiri, meski belum terlalu banyak, namun Departemen Pendidikan Nasional telah merilis beberapa e-book legal. Depdiknas pun mengeluarkan kebijakan dengan membeli hak cipta buku-buku teks pelajaran SD/Madrasah Ibtidaiyah, SMP/Madrasah Tsanawiyah, SMA/ Madrasah Aliyah dan SMK. Buku-buku itu meliputi pelajaran matematika, Bahasa Indonesia, IPA, Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Juga Bahasa Inggris, mata pelajaran adaptif, mata pelajaran produktif dan mata pelajaran normatif untuk jenjang SMK.

Ada satu manfaat lain dari e-book. Dewasa ini anak-anak lebih menyukai bermain game atau menonton video di komputer. Pengenalan pada e-book bisa menjadi transisi untuk mengalihkan kegiatan anak dari bermain game ke membaca buku. Ini tentu lebih bermanfaat bagi mereka. Anak-anak akan sangat menyukainya, sebab ketika kita mengenalkan anak tentang e-book, mereka tetap mengunakan mouse di tangan mereka seperti halnya ketika mereka bermain game.

Keberadaan e-book yang semakin populer penggunaannya serta mudah diunduh oleh siapa saja, seakan membuat keberadaan buku cetak konvensional terancam. Namun ternyata masih ada yang tetap membutuhkannya. Mereka ini adalah para anak kecil atau balita. Banyak orangtua di Amerika Serikat merasa anak-anak mereka pada masa awal pertumbuhannya masih perlu dibacakan dan membaca buku, buku cetak dan bukan elektronik.

Seorang profesor dari National Louis University di Chicago, Junko Yokota,  mengatakan bahwa: ukuran dan bentuk buku cetak menjadi bagian pengalaman emosional dan intelektual anak, ada banyak hal yang tak bisa dirasakan dari buku elektronik.

Pada kenyataannya, memang lebih mudah bagi anak belajar membaca dari buku cetak. Ada banyak pengalaman emosional tak tergantikan saat mereka membuka-buka halaman buku tersebut, dimana sentuhan beberapa indra bekerja menguatkan daya intelektual anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline