Lihat ke Halaman Asli

ASI Ekslusif, Pemberian Terbaik Ibu kepada Bayinya

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13270053591998788245

[caption id="attachment_156547" align="aligncenter" width="565" caption="Sumber gambar: ip.tujukutu.com"][/caption]

Ini cerita seorang teman. Saat dinyatakan postif hamil, dia begitu gembira dan langsung mempersiapkan apa saja demi kesehatan kandungan dan bayinya kelak. Sudah sejak lama dia menyatakan niatnya untuk memberikan yang terbaik buat bayinya. Termasuk niatnya memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan (biasanya bayi siap untuk makan makanan padat, baik secara pertumbuhan maupun secara psikologis, pada usia 6–9 bulan). Dia rajin mengkonsumsi susu dan sayuran serta buah-buahan demi kelancaran ASInya nanti. Selain itu, dia juga rajin me-massage payudaranya.

Pada saat bayinya lahir, ternyata ASInya sama sekali tidak keluar. Karena niatnya sungguh besar untuk bisa memberikan ASI ekslusif, dia menolak tawaran untuk memberikan bayinya susu formula (berdasarkan informasi, bayi bisa bertahan tanpa makan/minum selama 72 jam pertama setelah kelahirannya). Demi menghasilkan ASI yang banyak, teman saya rela melakukan apa saja. Dari mengkonsumsi sayur beningan setiap saat, sampai diurut dan di-treatment (yang ini sakit luar biasa) payudaranya. Walau sakit, tapi demi bisa memberikan ASI untuk bayinya, dia menahan segala sakit itu.

Banyak ibu-ibu yang berusaha keras agar bisa memproduksi ASI yang banyak dan berkualitas. Tak lain adalah niat mulianya untuk memberikan ASI ekslusif 6 bulan pertama bagi kehidupan buah hati. Sudah sangat umum diketahui, bahwa ASI sangat baik bagi pertumbuhan bayi, bahkan paling ungguldan tidak ada yang mampu menandingisegala kandungan dan manfaatnya. Dari kandungannya yang membuat bayi sehat dan cerdas, sampai manfaatnya kepada si ibu, dimana dengan menyusui, ibu akan terhindar dari kegemukan. Menyusui juga berfungsi sebagai alat kontrasepsi alami. Dari segi ekonomipun, ASI jauh lebih unggul, karena sangatlah murah dan hemat.

Namun, di masa kini, dengan banyaknya ibu yang bekerja di luar rumah, tantangan untuk dapat memberikan buah hatinya ASI ekslusif selama 6 bulan tentu tidak mudah. Namun bukan tidak mungkin dilakukan. Ada banyak cara yang bisa ditempuh.

Dulu saya mendapat cuti melahirkan 3 bulan persis. Jadi, hari pertama saya mulai cuti, hari itu juga saya mulai kontraksi. Dua hari selanjutnya saya melahirkan. Lumayan juga waktu kebersamaan dengan si bayi. Tentunya juga sangat menguntungkan saat saya ingin memberikan ASI ekslusif. Namun setelah masa cuti berakhir, 3 bulan sisanya harus saya tempuh sambil bekerja di kantor. Pagi-pagi sebelum saya berangkat ke kantor, ASI saya pompa (ASIP = air susu ibu perah) dan ditempatkan ke wadah-wadah khusus yang sudah disteril, untuk kemudian diberikan ke bayi saya selama saya di kantor. Nah, saat saya di kantor, ada waktu khusus bagi saya untuk juga memompa ASI. ASIP tadi saya masukkan ke wadah-wadah khusus yang saya bawa dari rumah, di simpan di lemari pendingin hingga saatnya pulang. Ini untuk bekal keesokan harinya saat saya tinggal ke kantor lagi. Demikian seterusnya.

Bagi yang produksi ASInya berlimpah, mungkin bisa dengan mudah melakukan hal seperti saya. Namun ada ibu yang produksi ASInya hanya pas-pasan saja. Sehingga sudah tidak memungkinkan untuk dipompa berlebih sebagai stok di hari selanjutnya. Kalau masih memungkinkan, istirahat siang bisa saja pulang untuk memberikan ASI (biasanya ada ijin khusus dari perusahaan, mengingat pemerintah juga mendukung program ini dengan mengeluarkan UU). Namun bagi yang tidak mungkin untuk pulang saat istirahat, ini tentu menjadi kendala bagi kelancaran program ASI ekslusif. Untungnya saat ini, walau baru di kota-kota tertentu, sudah ada kurir ASI. Kehadiran kurir ini berawal dari kesadaran memberikan ASI yang baik dan tepat waktu, berhubung produksi ASI si ibu yang pas-pasan tadi. Mungkin dalam waktu dekat, bisnis layanan jasa seperti ini akan banyak bermunculan di kota-kota lain.

Bagi para ibu yang produksi ASInya sedikit, mungkin bisa terus dicoba usaha dengan mengkonsumsi makanan yang bisa meningkatkan produksi ASI, juga cara massage yang benar. Selain itu memang diperlukan ketenangan dan kesabaran. Ini saya alami sendiri. Satu bulan pertama, ASI saya sangat sedikit, padahal saya sudah mengkonsumsi sayur beningan (daun katuk) juga susu untuk ibu menyusui. Di massage pun rutin. Namun ASI yang diproduksi sangat sedikit. Ternyata, itu akibat perasaan saya yang kurang rileks. Semakin saya berpikir bahwa ASI saya sedikit, semakin stress dan sedikit juga produksi ASInya. Untunglah saya seperti diingatkan untuk berpikir tenang dan sabar, serta yakin bahwa saya bisa. Akhirnya, memang, ASI saya lancar dan banyak. Satu hal yang penting diingat, semakin sering disusui, semakin banyak ASI yang diproduksi.

-oOo-

13270046601026897014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline