[caption id="attachment_155627" align="aligncenter" width="600" caption="Sumber gambar: trihatmaningsih.wordpress.com"][/caption]
Beberapa tahun terakhir ini bisnis kuliner jamur berkembang sangat pesat. Diawali dengan merebaknya usaha jamur goreng krispi yang dilakukan secara franchise, kini banyak bermunculan juga rumah makan yang mengolah berbagai macam menu serba jamur, dari sate jamur sampai tongseng jamur, disediakan dengan harga dan rasa yang bervariasi.
[caption id="attachment_155912" align="alignleft" width="298" caption="Sumber gambar: peluangusaha.kontan.co.id"]
[/caption]
Teringat beberapa tahun yang lalu, pertama kalinya saya mencicipi jamur tiram goreng krispi yang dijual di gerobak-gerobak merah. Penjualan Jamur krispi ini, dikelola kebanyakan oleh mahasiswa, dan dilakukan secara franchise. Sejak itu bermunculan merk yang bermacam-macam, bahkan beberapa rumah makan juga menyediakan menu jamur goreng krispi di dalamnya.
Kalau rumah makan serba jamur, sepertinya bisa dikatakan pelopornya adalah rumah makan Jejamuran, di Yogya. Lalu kemudian bisnis ini diikuti oleh banyak orang hingga sekarang. Seorang kawan kompasianer, Kang Singgih Swasono pun juga berbisnis kuliner jamur ini lho. Sate jamurnya sangat sedap. Jadi kalau nanti ada yang mampir ke Purwokerto, jangan lupa mampir ke warungnya ya ;)
Tingkat konsumsi jamur di Indonesia memang masih sangat jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain, khususnya Amerika, yang merupakan negara dengan tingkat konsumsi jamur tertinggi. Namun dewasa ini rupanya sudah menjadi trend tersendiri bahwa jamur sudah banyak menjadi bagian dari menu makan sehari-hari. Coba saja lihat menu sayur sop dengan tambahan champignon atau umum disebut jamur kancing yang biasanya dibeli dalam kaleng. Selain itu, banyak jenis masakan Cina yang menggunakan jamur kuping dan jamur shiitake sebagai campuran.
Dari jenisnya, jamur yang sangat populer di masyarakat kita saat ini adalah jamur tiram (pleurotus ostreatus) dan jamur merang (agaricus bisporus). Ini mengingat kondisi iklim yang memang sangat sesuai bagi tumbuhnya jenis jamur tadi. Kedua jenis jamur ini pula yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat, selain mudah didapat, juga dari segi rasa memang jamur jenis ini yang paling sesuai dengan lidah orang kita.
Dengan semakin berkembangnya bisnis kuliner jamur ini, tentunya terbuka pasar jamur segar. Banyak sudah yang mulai melirik budidaya jamur ini sebagai kerja sampingan atau bahkan ada yang menjadikannya bisnis utama dalam menyangga perekonomian rumah tangga.
Industri jamur yang merebak saat ini lebih banyak dijalankan secara home industri.Yang paling banyak dilirik adalah jamur tiram, karena selain lebih mudah dalam budidayanya, media tanamnya banyak tersedia, juga jamur ini lebih tahan dibandingkan jamur merang. Apalagi sekarang ini sudah banyak yang menjual bibit atau starter dalam polybag yang siap dibudidayakan. Hanya perlu perawatan dan penanganan suhu dan lingkungan yang sesuai saja. Dan yang sangat memudahkan, pemasaran jamur segarnya pun biasanya sudah ada jaringannya sendiri. Jadi saat jamur dipanen, sudah ada yang bersiap menampungnya. Bahkan kadang-kadang, permintaan lebih tinggi dari jumlah ketersediaan panen yang ada.
Untuk bisa memperoleh bibitnya pun tidak sulit. Di beberapa daerah seperti tempat saya, banyak petani yang tersentral dalam menjual bibit jamur ini. Bahkan di internetpun sudah banyak yang menjual secara online. Selain itu, saat ini juga sudah banyak dihadirkan pelatihan-pelatihan mengenai industri jamur ini, baik secara kehadiran langung, maupun secara online via internet.
Nah bagaimana dengan anda? Apakah ini bisa menjadi peluang untuk anda berbisnis? Tentunya dibutuhkan keberanian dalam setiap usaha, keberanian untuk terus mencoba, memulai usaha dengan langkah nyata. Kalau perlu dengan modal mimpi.
***
Sedikit catatan saya tentang jamur goreng. Dulu saya sering membuat jamur goreng tepung yang renyah. Cuma saja, jenis jamurnya memang bukan jenis jamur yang umum, meskipun sekarang juga sudah mulai tersedia di beberapa supermarket. Jamur yang saya gunakan adalah jamur Portabella. Ukurannya sangat besar, dengan diameter rata-rata10 – 12 cm membuat jamur ini terlihat sangat “berdaging”. Jamur yang berwarna coklat ini diiris tipis sekitar 1 cm, lalu dicelupkan ke kocokan telur, kemudian digulingkan di tepung berbumbu yang kering, celup ke dalam air es, dan terakhir digulingkan ke tepung berbumbu lagi. Lalu di goreng sampai terendam dalam minyak panas. Dimakan hangat-hangat dengan cocolan saus sambal, pasti sangat nikmat apalagi kalau cuacanya mendung dan dingin.
[caption id="attachment_155915" align="aligncenter" width="344" caption="Jamur portabella goreng"]
[/caption] [caption id="attachment_155917" align="aligncenter" width="340" caption="Portabella segar"]
[/caption]
-oOo-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H