Aduh, dia besar sekali. Tubuh kekarnya terlihat sangat gagah dimataku. Rasanya aku akan selalu aman bila dalam pelukannya. Coba lihat, lengannya yang kuat itu, sepertinya sanggup menopang tubuhku hanya dengan satu lengan. Dadanya yang bidang, duh sepertinya menjadi tempat ternyaman buatku berlindung. Kulihat dia berjalan mendekatiku, sambil matanya tak lepas menatapku. Aku sedikit terkesiap beberapa saat. Mencoba memahami setiap perasaan yang bergejolak dalam diriku. Dia mendekatiku, jeritku dalam hati. Ya, selalu saja, aku hanya mampu berucap dalam hati. Hmmmm... tatapan matanya juga teduh. Rasanya aku tenang bila sorot matanya bertemu dengan pandanganku. Entah sudah berapa kali kutatap tajam matanya, ada teduh ditiap lirikannya. Aku hanya bisa menahan nafas, tak mampu berkata-kata. "Ah, kamu manis, kataku!" dia mendekatiku. "Tidak ada yang mampu menyaingi senyum mungilmu ini, gemas aku, ingin kuciumi terus." Bibirnya mendekati wajahku. Perasaan berdebar karena senang dan gembira membuat tubuhku ikut bergetar, walau sekali lagi, tak sepatah katapun dapat terucap. Tiba-tiba .. cup! Kecupannya mendarat di pipiku. Terasa hangat membekas. Aku hanya bisa menatapnya, binar mataku mengatakan bahwa aku menyukainya. "Ah ya, sepertinya kami sepakat untuk mengadopsi bayi cantik ini Bu. Bukan begitu sayang?" Katanya sembari menatap wanita di sampingnya sambil terus mendekapku yang masih selalu menggeliat dalam bedong. Aku, lagi-lagi hanya tersenyum tanpa mampu berkata-kata. -oOo- - Hari ke-tiga #15HariNgeblogFF, start January 12, 2012. - 207 kata - Sumber gambar: oranges-world.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H