Lihat ke Halaman Asli

Malam Natal yang Berbeda

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun belakangan, setiap menjelang natal, saya dan kelompok koor yang dipimpin oleh suami selalu terlibat aktif dalam persiapan perayaan misa malam natal, khususnya sebagai pelayan koor. Biasanya sejak beberapa beberapa bulan sebelumnya kami semangat berlatih mempersiapkan lagu-lagu yang akan kami bawakan. Walau sangat melelahkan, namun kami merasakan benar bagaimana "suasana" natal itu akan kami jelang. Berbeda untuk tahun ini. Setelah mendapatkan beberapa tugas besar di Keuskupan Purwokerto, kelompok koor kami berniat untuk istirahat sejenak. Dan kami terbebas dari tugas-tugas malam natal.

Untuk natal kali ini, saya dan keluarga tidak mempunyai rencana khusus bagaimana akan merayakannya. Dalam suasana masih tidak menentu akibat bapak mertua yang sedang bolak-balik menjalani pengobatan di rumah sakit di Yogya, membuat kami sempat tak terpikir mengenai natal itu sendiri. Akhirnya, beberapa hari menjelang natal, kami membuat rencana mendadak, mengikuti misa natal di Muntilan, tempat mertua saya tinggal sementara sambil menunggu pengobatan selanjutnya.

Sudah kadung janji untuk membantu lingkungan dalam tugas koor natal sore, kami nekad mengikuti acara gladi bersih di Sabtu pagi dan langsung berangkat menuju Muntilan setelah acara itu selesai. Ternyata perhitungan meleset semua. Karena jalanan tiba-tiba ramai, perjalanan kami sempat tersendat-sendat dan terkena macet pula. Walhasil, diperkirakan sampai kota tujuan terlambat. Bapak dan ibu mertua bersama saudara-saudara sudah berangkat menuju tempat misa malam natal. Sedangkan kami masih di perjalanan. Akhirnya diputuskan mampir di pom bensin terdekat. Tanpa mandi dan sikat gigi kami berganti pakaian. Lalu langsung menuju gereja yang dituju. Maafkan kami Tuhan, menyambut kelahiranNya tanpa bersih-bersih diri, tapi Tuhan Maha Mengetahui khan? hehehe.. Yang penting kami bisa mengikuti misa bersama keluarga dan saudara-saudara kami.

Di sebuah gereja di Wonokerso inilah kami menghayati pengalaman iman dalam peristiwa kelahiranNya. Di gereja yang jauh dari keramaian, yang untuk menuju ke sanapun, kami harus melewati sawah ladang dan hutan gelap, tanpa adanya penerangan di sepanjang jalan.  Namun melihat umat yang hadir begitu antusias. Dengan berjalan kaki mereka menempuh kegelapan, dengan senter atau sentir di tangan. Bersama umat di sana, kami larut dalam suka cita natal. Walau, sekali lagi, kami belum mandi .. ups!

Selain itu, kami benar-benar merasakan kedamaian yang luar biasa saat mengikuti misa malam natal di gereja kecil ini. Tanpa mengurangi rasa hormat pada pihak-pihak terkait, kami merasakan betul suasana misa yang indah, tanpa harus dijaga pihak-pihak keamanan berseragam, tanpa harus memeriksakan diri dan barang-barang bawaan, dan tanpa perasaaan was-was oleh sebab apapun juga. Sesaat sebelum masuk ke dalam gereja, di pelataran membaur penduduk sekitar dengan umat yang akan mengikuti jalannya misa.

Misa malam natal kali ini memang terasa berbeda dengan misa-misa sebelumnya. Di tempat yang sangat pelosok dan gelap, kami benar-benar merasakan "kehadiranNya". Menghayati peristiwa kelahiranNya yang mulia, kala itu, di tempat yang tak terduga, hanya disaksikan bintang-bintang dan hewan ternak. Menghayati "pengalaman" Maria dan Yusuf saat keluar dari kota, terbuang tanpa ada yang mau menerima untuk tinggal sementara, seperti itu pula yang kami hayati mengingat pengalaman tidak mengenakan bapak mertua yang keluar masuk rumah sakit. Bagaimana kami mengimani bahwa dari kesederhaan, kesusahan, serta kesulitan, akan lahir suka cita yang begitu besar saat hati ikhlas dan berserah diri pada kuasa Ilahi.

Selamat Natal 2011.

[caption id="attachment_151300" align="aligncenter" width="598" caption="Gereja St. Yusup Wonokerso"][/caption] [caption id="attachment_151302" align="aligncenter" width="554" caption="Setelah misa selesai, Gereja St. Yusup Wonokerso"][/caption] [caption id="attachment_151305" align="aligncenter" width="598" caption="Khina mejeng di sebuah sudut gereja yang disulap menjadi gua kecil"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline