Lihat ke Halaman Asli

Deassy M Destiani

Mahasiswa Magister Psikologi, Pendidik, Ibu Rumah Tangga, Pebisnis Rumahan

Memahami Kondisi Psikologis Seorang Ibu Pasca Melahirkan

Diperbarui: 6 Oktober 2016   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Pinterest.com

Peristiwa tragis pekan ini yang  tentang seorang Ibu yang mengakhiri hidup anak kandungnya sendiri berusia 1 tahun menggemparkan masyarakat. Bertempat di rumah kontrakan di Cengkareng Jakarta Barat, selain dibunuh anak kandungnya itu juga dimutilasi. 

Sampai saat ini polisi masih mendalami kasusnya. Namun dari berbagai sumber pemberitaan baik di media cetak maupun televisi mengatakan bahwa Ibu yang masih berusia 28 tahun itu diduga mengalami depresi berat.    

Sebetulnya kasus seperti ini bukan baru pertama kali terjadi. Di Bandung pada pada 9 Juni 2006, seorang Ibu mengilangkan nyawa ke tiga anaknya dengan cara membekap satu persatu dengan bantal. Ibu yang secara akademis termasuk cerdas ini mengatakan bahwa dia melakukan itu semua karena merasa gagal menjadi ibu dan khawatir anak-anaknya menjadi anak yang malang karena dididik oleh ibu sepertinya.

Pada tanggal 18 November 2008 di Tangerang Banten, seorang Ibu berumur 30 tahun mencekoki anak semata wayangnya (8 bulan) dengan racun serangga yang dimasukkan ke dalam botol susu. Kemudian Ibu tersebut juga berusaha bunuh diri dengan menenggak racun dan memotong urat nadinya.

Adapula tragedi fenomenal yang kemudian dijadikan buku adalah kisah Andrea Yates. Wanita berusia 40 tahun yang tinggal di Houston Amerika , menggemparkan dunia karena dia tega menghabisi lima orang anaknya dengan cara membenamkan mereka ke dalam bak mandi. Kejadian itu terjadi pada bulan Juni 2001.

Masih banyak lagi kisah lainnya, semua kisah itu saya tuliskan di buku ”Anakku Bukan Anakku” (2015). Saya membuat buku itu karena saya sama penasarannya dengan Anda, mengapa ada seorang Ibu tega menghilangkan nyawa anak kandungnya sendiri. Bukankah seorang Ibu itu seharusnya melindungi dan rela mempertaruhkan nyawa untuk anaknya?  

Sayangnya dari beberapa kasus yang ada seringkali Ibu yang membunuh anak kandungnya sendiri langsung dikategorikan sebagai tindakan kriminal tanpa ada penelitian lebih lanjut tentang kondisi kejiwaan atau aspek psikologis dari sang Ibu. 

Padahal beberapa referensi psikologi menyebutkan bahwa banyak wanita mengalami perasaan yang menakutkan pada hari ketiga setelah persalinan, suatu keadaan depresi yang tidak disadari oleh orang-orang terdekatnya termasuk dirinya sendiri.

Menurut Ling dan Duff (dalam Widya Andhika Aji. 2009 ) gangguan psikologi Ibu pasca melahirkan dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Post Partum Blues (PPB). Sering juga disebut sebagai baby blues, yaitu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan. 

Sindrom tersebut membuat ibu memiliki perasaan sedih atau murung selama kurang dari dua minggu yang terjadi beberapa hari setelah melahirkan. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa sepanjang masa setelah melahirkan hampir 85% wanita mengalami gangguan emosi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline