Lihat ke Halaman Asli

Deassy M Destiani

Pendidik, Penulis, Pebisnis Rumahan

Brownies Rasa Ganja & Susu Rasa Opium

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi pagi melihat foto sebuah brownies di koran yang sekilas mirip dengan brownies yang ada di toko-toko kue seperti biasanya.  Namun dibawah foto itu ada keterangan seperti ini : “Badan Narkotika Nasional membongkar modus baru peredaran narkoba yang dilakukan sindikat yang beranggotakan lima orang. Kelompok ini mengedarkan ganja yang dicampur dalam adonan cokelat danbrownies”.

Langsung deh mata saya melotot seakan gak percaya. Apa iya sekarang narkoba sudah dibikin jadi kue manis yang disukai banyak orang itu? Sebelumnya saya pernah dapat broadcast tentang permen yang mengandung narkoba dengan jenis LSD. Tapi jenis permen ini katanya belum diproduksi di Indonesia, jadi masih susah didapatkan disini. Kalau coklat dan brownies isi ganja??  Buatnya juga di Indonesia di kota Jakarta, dipasarkan via online lewat internet dan BBM. Pelakunya orang Indonesia yang katanya mengidap HIV. Pelaku mengatakan dia membuat kue itu untuk mengurangi rasa sakit akibat penyakit HIV yang dideritanya. Tapi kenapa mengajak dan membuat orang lain juga buat menikmati kue itu ya? Bejad banget sih.

Saya sempat buka laman internet yang dipakai untuk menjual kue tersebut,  disana sih tidak ada menu pemesanan kue brownies. Malah adanya jualan pipa penghisap rokok (atau buat menghisap ganja?) dengan berbagai bentuk yang menarik . Di situs itu juga terdapat gambar kaos dan beberapa pernak-pernik lainnya. Tidak ada menu coklat atau kue. Saya gak perlu sebut nama situs nya deh. Biar gak terkenal. Kalau saya tulis disini nanti pembaca banyak yang  iseng mampir ke toko onlinenya.


Menurut Deputi Pemberantasan BNN Deddy Fauzi Elhakim yang saya kutip dari laman http://megapolitan.kompas.com/ terbongkarnya sindikat ini berawal dari seorang anak yang usai mengonsumsi brownies ganja tanpa mengetahui kandungannya. Deddy mengatakan anak tersebut tak kunjung bangun dari tidurnya akibat efek depresan ganja. Keanehan ini lantas dilaporkan ke polisi dan menjadi pentunjuk BNN untuk membongkar sindikat produsen brownies ganja. Harga brownies yang terdiri dari beberapa potong itu dijual Rp. 200 ribu dengan sasaran mahasiswa dan remaja yang sudah tahu tentang brownies rasa ganja ini. Namun ternyata ada seorang anak yang tidak diceritakan namanya kebetulan mengkonsumsi brownies rasa ganja ini. Akhirnya si anak fly sampai gak sadar-sadar.  Nah kan…korbannya anak-anak lagi deh. Saya paling gemes kalau akhirnya sasarannya anak-anak tanpa dosa.

Selain ada Brownies rasa ganja hati-hati juga nih dengan penggemar serial Jodha Akbar. Karena di serial ini sekarang sedang dikenalkan Susu rasa opium.  Coba lihat deh tayangannya sekarang. Dalam serial itu dikisahkan ada anak Raja yang bernama Salim, dia dicekoki narkoba jenis opium oleh Ibu tirinya yaitu Rukaya melalui susu yang dia minum. Tujuannya Ibu tirinya itu agar Salim kecanduan dan membuatnya tergantung pada sang ibu tiri daripada ibu kandungnya yaitu Jodha. Menurut sinposis yang saya baca,  akhirnya sampai Salim dewasa dia memang menjadi kecanduan opium. Coba deh hal-hal seperti ini menjadi perhatian kita semua. Masa tayangan yang katanya terinspirasi oleh kisah sejarah bangunan Taj Mahal dari India itu menjadi tidak mendidik bahkan memberi efek negative pada anak-anak yang melihat tayangan itu. Apa iya seorang Ibu tega membuat anaknya kecanduan narkoba?

Opium itu beberapa kali dikisahkan diberikan pada Salim lewat minuman dan makanan yang disantap Salim. Digambarkan dalam kisah itu Salim seringkali lemas dan mengantuk akibat efek opium saat kecil. Lalu saat dewasa mulailah Salim kecanduan sampai menggigil. Padahal katanya Salim itu nantinya akan jadi raja pengganti raja Jalal.

Saya jadi penasaran apa benar kisah nyatanya memang seperti itu? Atau ini hanya kreatifitas seorang sutradara saja? Jika itu kreatifitas seorang sutradara saya rasa ini sudah kebablasan. Menayangkan penggunaan opium lewat makanan kepada anak kecil sama saja dengan memberi contoh bahwa itu tidak apa-apa dilakukan. Padahal demikian bahayanya pengaruh narkoba itu pada seseorang.

Yang sudah terlanjur kecanduan nonton coba bicarakan dengan anak-anaknya dan minta pendapat mereka. Ganti dengan saluran yang lebih tepat atau dampingi mereka saat menonton tayangan itu. Ceritakan kepada mereka efek dari narkoba agar mereka bisa terjaga dari bahayanya. Lalu mintalah pada Allah agar keluarga kita dilindungi dari segala macam keburukan itu.

Deassy M Destiani




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline