Lihat ke Halaman Asli

Seberapa Jauh Dan Dekatnya Kritikan itu Ada

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

:D

Sore yang mendung dan penuh dengan gumpalan awan hitam mendorong saya untuk duduk di depan Computer dan ingin mulai menulis :D.  Ya, sore ini tersedia waktu untuk browsing mengenai ajang pencarian bakat, guna mendapatkan bagaimana seorang (calon) penyanyi idola baru yang kaya akan potensi akan menjadi panutan bagi banyak orang dapat meraih pencapaian tertinggi, yaitu menjadi orang terkenal. Apakah anda pernah melihat tayangan idol untuk mencari seorang juara? Ini salah satu link mengenai ajang pencarian bakat yang pernah dilakukan di ajang Indonesia Idol. Ajang Pencarian Bakat Indonesia Idol Mmmmh…. untuk dapat tampil mendekati apa yang diharapkan oleh judge memang bukan perkara mudah, bahkan sampai mendapatkan standing applause. Dibutuhkan sebuah formula rangkaian kerja keras dan semangat yang tinggi untuk terus menggali potensi, dan tentu saja dibutuhkan keleluasaan hati selebar mungkin agar dapat menjadikan sebuah kritikan dan masukan menjadi sebuah nutrisi bahkan vitamin bagi hati. Syukur-syukur bisa menumbuhkan semangat untuk tetap menjaga semangat untuk menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Dapatkan anda bayangkan bahwa juri yang mengkritik  penampilan tersebut bila ditambahi dengan ungkapan yang tak terdengar dari pada audience alias pemirsa yang menonton acara tersebut? maksudnya dengan banyaknya pendapat orang dibelakang layar atau di rumah para penonton yang siap melontarkan lebih banyak kritikan? heheh komentator awam kan terlihat jauh lebih “kompeten” dibanding juri  alias terkadang terlalu menyakitkan! Jika tidak kuat mental tentu saja bisa-bisa seseorang bisa pingsan ! Lalu apakah yang akan membuat seseorang akan dapat terus berdiri? sampai keseluruhan kritikan selesai didengarkan dan terterima oleh pikiran sehingga yang terlihat adalah sebuah senyuman sebagai sebuah contoh penerimaan? Heeh silahkan anda menjawabnya. Apa itu Kritik ? Secara etimologis kritik berasal dari bahasa Yunani κριτικός, kritikós - “yang membedakan”, kata ini sendiri diturunkan dari bahasa Yunani Kuna κριτής, krités, artinya “orang yang memberikan pendapat beralasan” atau “analisis”, “pertimbangan nilai”, “interpretasi”, atau “pengamatan”. Istilah ini biasa dipergunakan untuk menggambarkan seorang pengikut posisi yang berselisih dengan atau menentang objek kritikan. Nah berdasarkan pada pengertian di atas maka tentulah kritik memiliki tujuan membangun seseorang, memperbaiki kekurangan atau dengan kata lain memberikan sebuah pertumbuhan ke arah yang lebih baik. Sejauhmana kita menyukai kritikan? Dalam kehidupan keseharian sayangnya tidak semua orang menyukai kritikan. Setidaknya ini merupakan pengamatan yang saya temui. Suatu hal yang menarik yaitu seringkali kita mengucapkan bahwa kita adalah orang yang terbuka terhadap kritikan dan siap bila ada kritikan yang masuk. Namun dalam kenyataannya saya pikir tidak semudah itu pula seseorang mudah untuk di kritik atau menerima kritikan. Bukankah hati manusia siapa yang tahu ? :D. Bukankah kita seringkali memunculkan pembenaran-pembenaran untuk membuktikan bahwa kritikan yang diarahkan ke kita adalah sesuatu yang tidak benar? Atau memang kita bisa menerima yang memang berupa kritik untuk membangun karena terdengar logis namun tidak lupa untuk  tetap menjabarkan argumentasi mana yang bisa kita terima dan mana yang tidak tanpa bermaksud untuk menyampaikan pembenaran-pembenaran semata? Kalau soal ini  hanya hati yang dapat menjawabnya. Nahh, meskipun kata mengkritik dan di kritik memiliki kata dasar yang sama namun dua kata tersebut menyimpan makna yang tertentu saja sangat jauh berbeda, apalagi bila jatuh di hati seseorang, akan ada beragam respon. Lalu mana yang lebih mudah mengkritik atau di kritik? Hahaha saya yakin anda akan menjawab bahwa mengkritik jauh lebih sering kita lakukan. Kita memang sangat suka mengkritik, sama seperti para mentor dan juri yang sering sekali memberikan kritikan dengan alasan untuk memberikan masukan untuk kebaikan. Namun pertanyaan saya, apakah mudah bagi juri dengan pengalaman dan pularitasnya juga  menerima sebuah kritikan ? Ya, sebuah kritikan pasti akan memiliki banyak makna tergantung dari setiap insan yang menerimanya, atau istilahnya tergantung hatinya. Bila kritikan dalam ajang mencari idola memang bisa membangun sang calon idola menjadi lebih baik tentulah hal ini justru merupakan booster yang akan menyemangati sang calon idola untuk semakin memperbaiki diri lebih baik demi tercapai mimpinya. Namun memang meski kita akui terkadang kritikan juga tidak selamanya membangun, namun cenderung terdengar untuk menyerang seseorang. Beberapa hal yang mungkin perlu kita cermati adalah sudahkah kita menjadi seorang pribadi yang sehat yang siap menerima sebuah kritikan dan bukan saja cenderung mengritik?, siapkah kita setia terhadap goals sehingga kritikan tidak menurunkan imunitas semangat dan konsistensi dalam mencapai tujuan awal? Satu hal yang perlu kita ingat tidak ada orang yang sempurna di dunia ini oleh karenanya mengkritik ataupun dikrituk biarlah menjadi hal yang bertujuan membangun dan menjadikan pribadi orang lain lebih baik. Silahkan perhatikan video ini dan simpulkan seberapa sempurna kita :D. Sejauh mana kritikan yang kita keluarkan dapat membangun orang lain? Seberapa Sempurnanyakah kita? Silahkan berkunjung ke : http://deasisaragih.wordpress.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline