Lihat ke Halaman Asli

Marintan Irecky

TERVERIFIKASI

ENG - IND Subtitler and Interpreter

Capres 2014: Antara Integritas dan Kapabilitas

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13541755321924207953

[caption id="attachment_226546" align="aligncenter" width="600" caption="(sumber foto: nasional.inilah.com)"][/caption]

Menarik bila kita menyimak hasil survei LSI (Lembaga Survei Indonesia) mengenai capres 2014 yang dirilis kemarin. Temuan yang dipaparkan secara deskriptif tersebut (dapat diunduh selengkapnya di sini) didapat setelah melakukan survei terhadap 223 responden yang berasal dari kalangan terpelajar dan berpengaruh atau disebut juga sebagai opinion leaders.

Sebelum menjabarkan hasil temuan LSI terhadap opinion leaders dan membandingkannya dengan survei serupa terhadap pemilih nasional yang diadakan sebelumnya, ada baiknya disimak beberapa hal berikut ini.

Kualitas tokoh pejabat publik diartikan sebagai sifat-sifat personal yang dinilai penting oleh pemilih. Berikut adalah daftar kualitas yang dimaksud:

a. Kapabilitas: pintar atau berwawasan luas, dianggap mampu memimpin negara.

b. Integritas: bisa dipercaya, satu dalam kata dan perbuatan, tidak melakukan tindakan kriminal, melanggar HAM, dan maupun melakukan praktik KKN.

c. Akseptabilitas: mampu berdiri di atas semua golongan atau kelompok kepentingan yang berbeda-beda, tidak menimbulkan penolakan publik.

Menuju Pilpres 2014 yang Berkualitas

Demikianlah tajuk penjelasan hasil survei yang terdapat dalam laman website LSI. Dengan memahami judul tersebut, maka jangan heran bila responden yang disurvei oleh lembaga tersebut adalah para pembuat opini. Sebab bila dibandingkan dengan pemilih nasional pada umumnya, mereka mengetahui dengan lebih baik latar belakang maupun track record nama-nama tokoh nasional yang dinilai mampu melaju ke bursa capres dua tahun mendatang.

Itulah mengapa nama-nama seperti Mahfud MD, Jusuf Kalla, Sri Mulyani, Dahlan Iskan, dan Hidayat Nur Wahid berulang kali muncul dalam beberapa kategori penilaian kualitas personal tersebut di atas.

Maka, tak heran bila terdapat penilaian kualitas personal pemimpin yang berbeda bila dibandingkan hasil survei atas para pembuat opini (responden 233 orang) dan pemilih nasional (responden 1.216 orang).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline