Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN Unej Sokong Inovasi dan Moderniasai Usaha Kopi di Masa Pandemi

Diperbarui: 10 September 2021   07:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa KKN Unej Sokong Inovasi dan Moderniasai Usaha Kopi di Masa Pandemi

Program KKN Back To Village 3 adalah program pengabdian kepada masyarakat yang dirancang oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Unej pada masa pandemi Covid-19. Pelaksanaan program dilaksanakan secara mandiri di desa, kelurahan atau daerah asal masing-masing mahasiswa  dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Sehingga pelaksanaannya tidak dilakukan secara berkelompok seperti KKN pada umumnya.

KKN yang dilaksanakan oleh Rr. Dea Oktavia Permata Sari, salah satu peserta KKN BTV 3 UNEJ ini diselenggarakan di Desa Sumber Jeruk.. Desa Sumber Jeruk, adalah salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Desa ini adalah petani. Namun tidak sedikit penduduk yang menekuni pekerjaan dengan mengembangkan usaha di bidang perdagangan atau jasa. Diantaranya usaha konveksi, pengolahan pangan dan jasa bengkel/laundry. Mayoritas masyarakatnya lebih menekuni usaha  pengolahan pangan dimana telah dikembangkan oleh lebih dari 200 orang pelaku usaha. Diantaranya pengolahan tempe, kerupuk, kopi, beras, mie, serta berbagai jenis makanan dan minuman lainnya. Untuk subsector pengolahan makanan dan minuman telah memiliki lebih banyak pelaku usaha dari pada jenis pengolahan lainnya, namun mayoritas masih merupakan usaha sangat mikro dan jangkauan konsumennya belum luas. Sedangkan untuk jenis pengolahan beras dan kopi, telah memiliki jangkauan konsumen yang cukup luas hingga ke luar kota. Hal ini dikarenakan beras dan kopi termasuk bahan kebutuhan pangan pokok yang pasti dimiliki oleh setiap rumah tangga. Saat ini kopi telah memiliki banyak peminat dari kalangan muda hingga lansia. Bahkan kopi telah dimodifikasi menjadi berbagai jemis minuman kekinian yang semakin memikat hati para pencinta kopi.

Bapak Har tau biasa di sapa Lek Har adalah satu pemilik usaha kopi di desa Sumber Jeruk. Beliau menjalani usaha kopi bubuk kurang lebih 2 tahun dengan pemasaran produk yang telah menjangkau berbagai wilayah baik di dalam daerah atau luar daerah. Dalam 1 bulan, beliau bisa menghabiskan 1 kwintal biji kopi. Sayangnya sistem pemasaran yang digunakan masih konvensional, dan kemasannya hanya bermodalkan plastik kiloan bening tanpa penggunaan brand/label.

Mahasiswa KKN Unej Sokong Inovasi dan Moderniasai Usaha Kopi di Masa Pandemi

Selama masa Pendemi Covid-19, dirasakan omset penjualan beliau menurun. "Sebenarnya saya bisa menggunakan aplikasi seperti instagram, facebook, wa, saya juga punya. Tapi saya malas, saya seperti tidak punya ambisi untuk memulai bisnis di media sosial dan juga bingung harus mulai dari mana, karena saya juga banyak aktivitas. Saya sebenarnya ingin berjualan melalui media sosial karena saya lihat supplyer yang memasok kopi dari saya bisa menjual kopi ini dengan harga yang mahal dan kemaasanya diubah menjadi bagus" ujar Lek Har (pemilik usaha kopi bubuk). Selain menjual kopi bubuk, Lek Har memiliki angkringan namun minuman yang dijual bukan kopi produk sendiri. Jika sedikit modifikasi kopi bubuk beliau dapat dijadikan olahan minuman kekinian yang banyak digemari masyarakat terutama kaum anak muda yang suka nongki.

Ingin dongkrak UMKM di masa pendemi, Rr. Dea, mahasiswa Unej dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis tertarik untuk bantu hidupkan kembali usaha di desa sendiri melalui inovasi dan modernisasi produk kopi yang berdaya saing di tengah pandemi. Mahasiswa KKN Unej rancang program untuk mengajak pemilik usaha kopi melakukan inovasi produk, branding, packaging, digital marketing dan advertising untuk bangun pemasaran melalui media sosial, serta kalkulasi penetapan harga jual. Program dirancang dengan tujuan untuk dapat meningkatkan ekonomi UMKM melalui pemberdayaan, menghasilkan UMKM yang tangguh, menghasilkan produk yang berdaya saing di masa pandemic, dan menciptakan relasi yang luas bagi pelaku UMKM dengan stakeholders. Selain itu juga bertujuan agar UMKM mengerti akan pentingnya sebuah produk yang unik dan dibutuhkan pasar (market needs).

Dalam implementasi kgiatan, dirancang 6 Program Kerja yang diberi nama REKAP KOPI (Redesign packaging produk kopi) READING KOPI (Rebranding produk kopi), ISOMA (Membuat akun promosi di sosial media), PPAP (Pelatihan pembuatan advertising produk), PPHP (Perhitungan Penetapan Harga Jual Produk), dan PPKM di Angkrigan (Pendampingan penjualan produk siap minum di angkringan pemilik).

Branding dan packaging dilakukan dengan teknik visual identity branding agar pelaku usaha dapat benar benar memahami bagaimana mereka dapat menghasilkan produk yang memiliki merk (brand) sendiri sehingga bisnis lebih kompetitif di pasar. Kemudian pendampingan pembuatan akun di media sosial dan pelatihan pembuatan advertising produk dilakukan melalui bantuan media sosial  Instagram , facebook dan wa. Selanjutnya perhitungan penetapan harga jual, dan program kerja terakhir pendampingan penjualan produk siap minum di angkringan pemilik, bersama pemilik usaha, mahasiswa unej membuat inovasi produk minuman kekinian "dalgona foffee caramel" untuk dijadikan menu baru di angkringan pemilik usaha. Seluruh rangkaian kegiatan dilakukan dengan mengupayakan penggunaan biaya minimum agar produk sasaran dapat dilihat calon konsumen lebih banyak tanpa mengeluarkan banyak biaya.

Program KKN dilaksanakan selama 30 hari ini berjalan dengan lancar, agenda kegiatan disusun dengan matang dan terstruktur. Di minggu pertama dilakukan perencanaan dan pengarahan mengenai implementasi program kerja Sejak minggu ke 2 mulai dilaksanakan realisasi program kerja melalui pengadaan kelas yang diadakan rutin setiap hari Kamis dan Sabtu diikuti oleh para pekerja dan reseller usaha. Di minggu ke 2 dilaksanakan pelatihan mengenai redesign packaging dan rebranding produk, sasaran diberikan materi mengenai packaging modern dan tata cara branding produk, dibimbing untuk mengemas produk menggunakan kemasan baru yang lebih modern, membuat brand produk, dan memasang label produk pada kemasan hingga produk siap untuk dipasarkan. Di minggu ke 3, dilaksanakan pelatihan mengenai pemasaran melalui digital marketing dan pembuatan konten advertising menarik di media sosial. sasaran dibimbing untuk membuat akun di berbagai media sosial yaitu instagram, facebook dan wa, diajarkan tata cara penggunaan akun sebagai media promosi, diajarkan tips memfoto produk dan bagaimana membuat konten advertising menarik menggunakan aplikasi canva. Pelaksanaan kelas terjadi sangat kondusif dan sasaran sangat antusias dalam mengikuti setiap pelatihan yang diselenggarakan

 

Mahasiswa KKN Unej Sokong Inovasi dan Moderniasai Usaha Kopi di Masa Pandemi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline