Pada hari Selasa (11/11) penasihat ekonomi global IMF (International Monetary Fund) atau Dana Moneter Internasional bikin prediksi yang agak suram. "Yang terburuk belum datang dan bagi banyak orang, 2023 akan terasa seperti resesi." IMF memproyeksikan penurunan pertumbuhan ekonomi global dari 3,2% di tahun 2022 ke 2,7% pada tahun 2023. Prediksi itu tertuang dalam laporan terbaru IMF bertema World Economic Outlook: Countering the Cost-of-Living Crisis, dikutip Kamis (13/10/2022).
Untuk negara kita sendiri, IMF memperkirakaan pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 5,3% pada tahun 2022 dan turun menjadi 4,9% pada 2023. Sementara inflasi meningkat dari 4,6% pada 2022 ke 5,5% pada 2023.
Artikel ini akan membahas apa artinya prediksi ini bagi kita dan haruskah kita cemas?
Pertama kita lihat dulu proyeksi pertumbuhan ekonomi terbaru beberapa negara.
Jadi jika proyeksi IMF tepat, ekonomi global akan tumbuh 2,7% tahun depan. Angka ini setelah disesuaikan dengan inflasi. Akan saya rinci lebih lanjut.
IMF mengatakan bahwa tahun 2023 akan "terasa seperti resesi" bagi banyak orang. Artinya organisasi tersebut tidak yakin akan ada resesi global. Penasihat ekonomi global IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan bahwa ada sekitar 25% kemungkinan pertumbuhan ekonomi dunia akan di bawah 2%. Dunia pernah mengalami situasi ini sebanyak lima kali sejak 1970, yaitu krisis minyak tahun 1973, disinflasi 1981, krisis keuangan 1998 dan 2008.
Peristiwa seperti krisis minyak 1973 dan krisis keuangan 2008 bukanlah tanda yang bagus. Tapi kenapa kita harus peduli dengan perkiraan IMF apalagi IMF tidak persis memprediksi resesi, katanya akan "terasa seperti" resesi.
Sekarang mari kita lihat proyeksi inflasi terbaru.