Saat Vladimir Putin menginvasi Ukraina, barat punya dua pilihan, ikut campur tangan secara langsung atau menggunakan sanksi ekonomi. Barat memutuskan memilih pilihan kedua. Sayangnya secara historis sanksi tidak pernah benar-benar berhasil.
Putin telah berhasil mempersenjatai pasokan gas ke Eropa dan minggu lalu presiden Rusia mematikan Nord Stream 1 yang merupakan saluran pipa gas terbesar di Eropa. Sehingga secara alami negara-negara seperti Jerman panik. Sebab bahkan tanpa penutupan tersebut saja kondisi Jerman sudah genting kekurangan gas. Rusia secara bertahap mengurangi pasokan gas menjadi 40% dari total kapasitas dan kemudian menjadi 20% saja.
Jadi apa yang dilakukan Eropa untuk menyiasatinya? Eropa mencari sumber gas alternatif menjelang musim dingin. Mereka menemukannya di Cina. Beijing merupakan importir gas alam cair (LNG) terbesar. Pada tahun 2021 yang dibelinya sekitar 109,5 miliar meter kubik. Tahun ini impor naik 60%, kebanyakan gas Rusia. Pada paruh pertama tahun 2022 Cina membeli LNG senilai 2,16 miliar dolar dari Rusia. Sebelum perang Ukraina, Rusia menjadi pemasok terbesar keenam Cina, sekarang terbesar keempat.
Tetapi setelah membeli semua gas ini Cina menyadari ada masalah tidak diduga. Ekonomi Cina macet gegara pandemi. Pemerintah Cina bersikeras dengan kebijakan Zero Covid. Protokol kesehatan yang sangat ketat menyebabkan ekonomi negara superpower ekonomi itu kewalahan.
Pada paruh pertama tahun ini, lockdown sangat berdampak pada pabrik dan restoran. Juga tidak ada acara publik sama sekali. Akibatnya terjadi penumpukan cadangan LNG gegara tidak digunakan.
Eropa yang kekurangan mulai membeli LNG dari kilang Cina yang "kebetulan" punya banyak stok. Impor LNG Eropa naik hampir 60% dan 7% dari angka tersebut merupakan gas Rusia. Dengan kata lain mereka mencucinya. Sebutlah gas laundering.
Begini cara kerja gas laundering ala Cina. Rusia pertama kali menjual LNG ke Cina tetapi Cina tidak menggunakannya sehingga dijual kembali ke Eropa. Dan kali ini harganya empat kali lipat tarif normal.
Jadi banyak untuk decoupling dari Rusia. Faktanya Eropa masih impor LNG dari Rusia. Bedanya kali ini mereka tidak membelinya secara langsung melainkan via Cina.
Ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Sebelumnya ada laporan tentang "kapal hantu". Banyak Rusia kapal tanker Rusia menghilang dari radar setelah meninggalkan pelabuhan. Rute kapal-kapal tidak dipublikasikan. Tujuannya juga tidak diketahui.
Sudah jadi rahasia umum, banyak kapal tanker Iran dan Venezuela secara teratur melakukan trik kapal tanker. Untuk menghindari sanksi, mereka tidak berlayar ke barat alih-alih mereka menurunkan muatan ke kapal tanker yang lebih besar di laut. Mereka menyamarkan minyak Rusia dengan produk mentah lainnya. Jadinya susah untuk diidentifikasi.