Lihat ke Halaman Asli

Dean Ruwayari

TERVERIFIKASI

Geopolitics Enthusiast

Saham Perusahaan Pertahanan Melonjak di Tengah Perang Ukraina

Diperbarui: 31 Maret 2022   01:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Getty Images

Taktik, logistik, dan semangat juang menjadi faktor penting dalam suatu peperangan. Tapi bukan itu saja yang dibutuhkan selama perang. Saat terompet perang dibunyikan, senjata menjadi harta yang paling berharga.

Ketika tentara menuju medan tempur, senjata yang dibawa memutuskan nasib mereka. Senjata memutuskan siapa yang akan kembali ke rumah dengan selamat. 

Bisa dikatakan, senjata memutuskan siapa yang memenangkan perang atau setidaknya siapa yang akan mengakhirinya, seperti yang terjadi pada kasus Hiroshima dan Nagasaki. Begitu juga dengan perang di Ukraina. Karenanya, senjata mulai dijual seperti kacang goreng.

Setiap bangunan yang runtuh di Ukraina, menaikan harga saham perusahaan pertahanan di seluruh dunia.

Salah satunya adalah perusahaan Amerika seperti Lockheed Martin yang membuat pesawat dan senjata. Sebelum perang di Ukraina dimulai, harga saham Lockheed Martin di bursa saham New York sekitar USD 355. Sebulan setelah invasi Putin ke Ukraina, harga saham perusahaan itu meningkat menjadi USD 453. Perang Ukraina memicu 27% lonjakan harga saham perusahaan tersebut. 

Sekarang perusahaan ini memproduksi rudal anti-tank "fire-and-forget" FGM-148. Rudal tersebut merupakan salah satu senjata utama yang digunakan oleh tentara Ukraina melawan Rusia. 

Tetapi ini bukan satu-satunya alasan mengapa harga saham Lockheed Martin melonjak. Bandingkan dengan perusahaan pertahanan Jerman Rhine Metal misalnya. Senjata yang diproduksi perusahaan pertahanan Jerman tersebut tidak digunakan di garis depan, setidaknya yang dilaporkan, tetapi harga saham perusahaan tersebut melonjak 143% dalam dua bulan terakhir.

Apa yang bisa kita simpulkan adalah bahwa perang di Ukraina mengingatkan dunia bahwa keamanan nasional tidak dapat dinegosiasikan; bahwa sistem pertahanan suatu negara harus siap setiap saat untuk kemungkinan terburuk. Jangan sampai bernasib sama seperti Ukraina yang sekarang harus bersandar pada sekutu dan mitra untuk memperoleh senjata. 

Negara lain tidak ingin berada di posisi itu sehingga buru-buru menimbun senjata. 

Rumania, Swedia, Denmark, China, Polandia baru-baru ini mengumumkan peningkatan anggaran pertahanan masing-masing. Para ahli memprediksi bahwa Inggris, Perancis, dan Kanada juga akan meningkatkan belanja negara untuk senjata dan sistem pertahanan, di mana uang ekstra ini akan mengalir ke pundi-pundi industri pertahanan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline