Lihat ke Halaman Asli

Dean Ruwayari

TERVERIFIKASI

Geopolitics Enthusiast

Renungan Akhir Tahun: Jangan Dulu Menyerah Meski Tiang Gawang Terus Bergeser

Diperbarui: 31 Desember 2021   04:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tenaga medis beristirahat usai melakukan tes swab COVID-19 di Depok, Jawa Barat, pada 8 April. (Antara/Asprilla Dwi Adha)

Jelang malam tahun baru. Satu tahun berakhir lagi. Namun, minggu penutup tahun 2021 tidak berjalan sesuai rencana, Covid-19 masih jadi headline di mana-mana.

Kali ini karena kasus Omicron meledak di seluruh dunia. Meski dikritik para pakar kesehatan karena dipandang tidak masuk akal, karantina dan lockdown kembali diterapkan dalam 24 jam terakhir di seluruh dunia.

WHO melaporkan telah terjadi 1,4 juta kasus dalam satu hari untuk skala global. Angka itu merupakan yang tertinggi sejak pandemi dimulai.

Di Cina para pejabat memberlakukan pembatasan ketat pada perjalanan di dalam kota. Pembatasan perjalanan di negara lain juga diberlakukan. Aturan sewenang-wenang yang diberlakukan memporak-porandakan beberapa negara. Salah satunya Afrika Selatan yang menagih kompensasi dari UK, katanya aturan london memukul bisnis di Afrika Selatan.

Di Amerika, rumah sakit mulai kekurangan tempat tidur dan perangkat tes PCR dan antigen. Singkat cerita itu tidak terlihat bagus dan terus terang bikin frustasi, karena dua tahun  ketidakpastian dan entah berapa banyak situasi darurat. Topik Pilihan pengambil kebijakan di dunia pun berubah-ubah seiring waktu. Dulu tentang mendapatkan vaksin, sekarang vaksin saja tidak cukup, kita perlu booster.

Bahkan itu mungkin belum cukup, karena dunia belum punya rencana yang efektif untuk mengakhiri pandemi.

Infeksi Omicron baru saja memecahkan rekor. Kemarin, WHO mencatat jumlah kasus positif tertinggi dalam sehari yaitu 1,44 juta secara global. Angka itu meningkat hampir 50 persen dibanding sebulan terakhir.

Masih dari hari kemarin, Beijing melaporkan penyebaran wabah terburuk sejak Wuhan kali ini adalah kota Xi'an. Minggu lalu 13 juta orang di kota itu di-lockdown.

Cina mengatakan bahwa dalam satu bulan, lebih dari 800 orang terkonfirmasi positif Omicron di Xi'an. Saya tahu, itu tidak terdengar seperti angka besar, 800 kasus  di kota berpenduduk 13 juta tidak terdengar terlalu buruk. Tapi ini Cina yang sedang kita bicarakan, yang bersikeras pada kebijakan 'Zero Covid'.

Keinginan itu belum bisa dicapai, tapi bukan itu masalahnya. Yang jadi masalah, jika partai penguasa memutuskan tidak akan ada kasus, seharusnya tidak ada. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline