Ada begitu banyak pulau terlihat!
Pulau sebanyak bintang di malam hari yang jatuh dari pohon bercabang tempat meteor diguncang, seperti buah yang jatuh, berserakan di dalam sekunar saat badai mengguncang.
Puisi menjadi teman pertamaku, aku bersandar di bawah lentera itu, mencoba melupakan apa itu kesedihan.
Ketika tidak berhasil, aku mempelajari bintang-bintang.
Terkadang hanya aku, dan bantal yang ter-sarung rapih, terasa lembut saat geladak mulai stabil.
Bulan terbuka oleh awan seperti pintu, dan cahaya yang berputar di atas, menemani perjalananku di bawah sinar bulan putih yang membawaku pulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H