Lihat ke Halaman Asli

Dean Ruwayari

TERVERIFIKASI

Geopolitics Enthusiast

Larut di Lethe

Diperbarui: 9 September 2021   23:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi/DeviantArt.com

Nama penulis adalah yang pertama pergi diikuti dengan patuh oleh judul, plot, kesimpulan yang memilukan, lalu keseluruhan novel tiba-tiba menjadi salah satu yang belum pernah dibaca, bahkan tidak pernah didengar, seolah-olah, satu per satu, kenangan yang dulu disimpan memutuskan untuk pensiun ke belahan otak timur, ke desa nelayan kecil di mana tidak ada telepon apalagi internet.

Dahulu kala, aku mencium selamat tinggal nama sembilan Musai dan menyaksikan persamaan kuadrat mengemas tasnya, dan bahkan sekarang saat menghafal urutan planet, sesuatu yang lain menjauh, lagu nasional mungkin, alamat seorang paman, ibu kota Singapura. Apa pun yang  diperjuangkan untuk diingat, selalu tidak siap di ujung lidah, bahkan tidak kelihatan di ujung lambung untuk dimuntahkan.

Memori mengapung di sungai mitologi yang gelap yang namanya dimulai dengan huruf L sejauh yang diingat, di mana aku akan bergabung dengan mereka yang bahkan lupa cara berenang lalu tenggelam.

Pantas saja aku bangun di tengah malam untuk mencari tanggal pertempuran terkenal dalam buku tentang perang.

Pantas saja bulan di jendela seakan melayang keluar dari puisi cinta yang biasa dihafal.


Lupa...pokoknya di Let..., (sekitar) 27 Januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline