Lihat ke Halaman Asli

Dean Ruwayari

TERVERIFIKASI

Geopolitics Enthusiast

Burung Putih Kerajaan

Diperbarui: 10 September 2021   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (inhabitat.com)

Burung putih kerajaan terbang menuju lautan biru kerajaan burung. Bawa cinta, rindu, dan beberapa cemas. Tinggalkan cinta, rindu, dan beberapa cemas.

Goncangan mengacak ruangan di antara dua kerajaan. Penampilan melankolis dari malapetaka yang akan datang, burung putih kerajaan berubah pengap, kehilangan semua pesonanya. Suara panik berteriak "Tetap tenang!" Peningkatan tiba-tiba dari agama-agama suci, pecahnya pengakuan noda yang tiba-tiba, teriakan yang menjerit, air mata yang mengalir, ketegangan yang menumpuk, ketakutan yang meningkat, wajah malaikat pada wajah-wajah pucat, dan keheningan yang berserakan.

Tangan pasangan pengantin saling mencengkeram erat pakaian putih dan kulit yang memutih. Sang ibu masih menempel pada bayinya, tidak lagi menangis, tidak lagi takut. Pasangan tua tersenyum, puas dengan hidup mereka dalam siang yang gelap ini yang membuat janda para istri, duda para suami, dan yatim para anak.

Burung putih kerajaan menukik menuju lautan biru kerajaan ikan. Tinggalkan tangis kepada cinta, rindu, dan beberapa cemas yang menanti.

Turut berduka untuk korban Sriwijaya Air SJ-182.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline