Lihat ke Halaman Asli

Dean Ruwayari

TERVERIFIKASI

Geopolitics Enthusiast

New Normal dan Pesan dari Vodka

Diperbarui: 26 Desember 2020   23:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pribadi

Covid telah merubah kehidupan di bumi. "New normal" atau "kenormalan baru" bukan lagi hanya sebatas sebuah istilah dalam bisnis dan ekonomi yang merujuk kepada kondisi-kondisi keuangan usai krisis keuangan (2007--2008), resesi global (2008--2012), atau pandemi COVID-19 seperti sekarang ini. Bukan saya yang bikin istilah itu sebenarnya, saya hanya mengutipnya dari wikipedia.

Kini, new normal tidak hanya berdampak pada sektor bisnis dan ekonomi, namun sudah mencakup seluruh sendi kehidupan. Misalnya, yang dulunya suka pakai lipstik, sekarang sudah tidak lagi, "ngapain pake lipstik kalo senyum cantik bibir bergincu tertutup masker sepanjang hari?"; atau yang dulunya suka berpelukan kayak Teletabis, sekarang hanya bisa salaman di udara, "jaga jarak fisik, bos!" dan masih banyak lagi.

Aturan new normal pun berbeda-beda, ada yang boleh keluar rumah, ada yang tidak boleh karena takut dimarahi satpol pp atau polisi yang patroli sepanjang hari. 

Ada yang tidak boleh bikin kumpulan masa semisal acara pernikahan, sunatan, atau sekedar nongkrong di kafe berduaan dengan si dia karena takut ketika pandemi berakhir mereka sudah saling lupa wajah kekasihnya. Tapi ada juga yang boleh bikin kampanye pilkada. Terkait boleh atau tidaknya ini-itu, setiap daerah beda-beda, semuanya sesuai aturan daerah masing-masing. Namun satu hal yang pasti, harus patuh 4M yah gais: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan.

Saking banyak beda aturan sepanjang covid, saya sampai bingung harus ikut yang mana. Belum lagi, peraturan setiap waktu terus berubah-ubah: kemarin boleh ini, ga boleh itu; besok ga boleh ini, boleh itu. Saya mengerti, semua pihak kesulitan menentukan new normal covid karena corona 2019 ini sesuatu yang baru sama sekali, ilmuan saja sempat (kemungkinan masih) dibuat bingung. 

Makanya, sebagai seorang perokok saya sempat panik luar biasa , mengingat covid menyerang sistem pernafasan. Jadi, saya putuskan untuk benar-benar mematuhi aturan 4M. Saya sangat serius waktu  bilang "benar-benar", bahkan saya sudah pasti mendapat penghargaan sebagai warga paling patuh aturan covid: Saya menolak bertemu siapa saja dan hanya mengurung diri sebisa mungkin di dalam kamar,  mencuci tangan setiap kali memegang sesuatu, menghindari sentuhan dengan siapapun atau benda apapun. Saya bahkan berpikir ekstrim dengan menetralisir kuman di seluruh bagian tubuh setiap kali keluar rumah untuk beli suplai kebutuhan. Saya bilang ekstrim karena tidak hanya tubuh bagian luar, bagian dalam juga saya kasih disinfektan. Jadi, kalian pasti menemukan saya mabuk di rumah sesaat setelah melihat saya di toko grosir. Tapi, new normal mabuk saya tidak berlangsung lama. Saya berhenti menerapkan protokol mabuk saya setelah menerima pesan di kotak masuk SMS:

"Pemberian disinfektan pada lambung tidak mencegah penyebaran Covid-19" Vodka.

*Cerita hanya fiksi sebagai hiburan semata karena Indonesia butuh ketawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline