Lihat ke Halaman Asli

Deaninda Kirana

Mahasiswi Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Kisah Setia Bu Enok, 15 Tahun Produksi si Asin Khas Desa Karedok

Diperbarui: 12 Juli 2024   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Enok (68) Sedang Melakukan Pembakaran Opak Asin Khas Desa Karedok | Sumber : Deaninda Kirana (Dokumentasi Pribadi)

Siang-siang di masa liburan seperti ini, rasanya tidak lengkap jika tidak ditemani dengan camilan yang memanjakan lidah, bukan? camilan tradisional bisa menjadi salah satu pilihan Anda, karena selain dengan memanjakan lidah, Anda bisa sekaligus melestarikan kekayaan kuliner tanah air. 

Namun, kali ini kita tidak akan membahas camilan manis, melainkan camilan asin yakni, Si Asin khas Desa Karedok, Jatigede, Sumedang, yang biasanya dikenal dengan Opak Asin. 

Mendengar kata opak, hal utama yang terbayangkan di pikiran pastinya sebuah camilan berupa kripik besar yang tipis. Namun, opak asin khas Desa Karedok yang terletak di Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang ini justru memiliki bentuk yang berkebalikan dari bayangan Anda. 

Bentuknya yang kecil, tebal, tetapi tetap renyah ini menjadi salah satu alasan makanan ini cocok untuk dimakan saat santai dan menjadi camilan untuk menemani menonton TV.

Enok (68), salah satu produsen utama opak asin dari Desa Karedok mengaku sangat senang masih bisa melestarikan kekayaan asli Desa Karedok, yaitu opak asin. 

"Ya udah 15 tahunan lah Neng, produksi opak asin. Emang khasnya opak asin Karedok tuh dia enggak tipis gede, tapi kecil tebel. Tetep renyah," tutur Enok ketika disambangi ke kediamannya di Desa Karedok, Jatigede, Sumedang.

Opak Asin Khas Desa Karedok | Sumber : Deaninda Kirana (Dokumentasi Pribadi)

Produksi Setiap Hari
Enok merupakan warga asli Desa Karedok yang telah tinggal di Desa Karedok selama 68 tahun, menghabiskan 15 tahun hidupnya sejak tahun 2009 hingga tahun 2024, dengan setiap harinya memproduksi opak asin khas Desa Karedok. 

Opak asin khas Desa Karedok ini berbahan dasar beras ketan dan kelapa, terkadang diberikan sedikit soda kue agar mengembang. Pembuatan adonan opak dimulai pukul enam pagi, kemudian opak yang sudah dipotong sesuai bentuknya segera dijemur oleh Enok ketika sang fajar mulai menampakkan dirinya. 

"Iya, setiap hari produksi. Lima hari produksi dari Senin sampe Jum'at, terakhir bakar hari Jum'at terus berangkat ke Pasar Maja," jelas Enok. 

Tak hanya itu, pengolahan opak asin khas Desa Karedok ini juga berbeda dengan camilan pada umumnya yang digoreng, opak asin khas Desa Karedok dibakar secara tradisional menggunakan arang. 

Dalam pembuatannya, Enok juga melibatkan ibu-ibu Desa Karedok. "Itu kadang malah mau sendiri, Neng. Soalnya teh kalo di Ibu kan makan gampang. Kadang kalo ada nasi, lagi masak, nanti dikasih, kebersamaan juga bakar opak barengan," tutur Enok.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline