Lihat ke Halaman Asli

Deandra Faren Saskia

Mahasiswi yang sedang merintis karir

Keterkaitan Manusia dengan Agama-Habluminannas wa Habluminallah

Diperbarui: 18 Juni 2021   10:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keterkaitan Manusia dengan Agama-Habluminannas wa Habluminallah. | dokpri

Habluminannas dan Habluminallah bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Habluminannas dimaknai secara bahasa artinya hubungan dengan manusia sedangkan Habluminallah artinya hubungan dengan Allah.

Gambaran pokok manusia beragama adalah penyerahan diri. Ia menyerahkan diri kepada sesuatu yang Maha Ghaib lagi Maha Agung. Ia tunduk lagi patuh dengan rasa hormat dan khidmat. Ia berdo'a, bersembahyang, dan berpuasa sebagai hubungan vertikal (habluminallah) dan ia juga berbuat segala sesuatu kebaikan untuk kepentingan sesama umat manusia (habluminannas), karena ia percaya bahwa semua itu diperintahkan oleh Zat Yang Maha Ghaib serta Zat Yang Maha Pemurah.

Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Muadz bin Jabal radhiyallahu anhuma, dari Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam beliau bersabda, Bertakwalah kepada Allah dimana pun engkau berada. Iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan menghapuskan (keburukan). Dan pergauilah manusia dengan akhlak yang mulia. (HR. At-Tirmidzi, dan dia berkata: Hadits Hasan Shahih).

Baca juga: Gus Baha: Berpikir Positif, Ingatlah Nikmat Allah, Jangan Ingat Musibah agar Beruntung

Sebagaimana firman Allah yang artinya:  "Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan muslim". (QS. Ali Imran: 102)

Hadits di atas mengandung 3 wasiat Nabi yang sangat penting, yakni wasiat tentang hubungan secara vertikal manusia kepada Allah (habluminallah) dan hubungan secara horizontal sesama manusia (habluminannas).

1. Perintah Bertakwa kepada Allah Dimanapun Berada

Takwa yang diperintahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak mengenal tempat. Bertakwalah di mana pun berada, baik saat sunyi sendirian terlebih lagi ketika berada di tengah keramaian. Inilah sebenar-benarnya takwa dan merupakan takwa yang paling berat.

Di antara sikap taqwa adalah menjaga hubungan baik sesama manusia, karena syariat memerintahkan menjalin habluminallah wa habluminannas. Tentu sebaliknya adalah sikap tidak baik, manakala muslimin berbuat keributan dan meresahkan orang lain.

Baca juga: Hanya Terfokus pada Allah

Allah berfirman:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline