Awal Oktober 2013 Kabar Pernikahan
Kembali ke tempat duduk semula, pekerjaan lama yang dia terima kembali lewat Suanda si anak bos owner yang pernah berkasus dengannya, Dia mengamati semua tata letak ruangan kantor yang tidak berubah, tidak pernah ada yang menduduki kursi ini setelah dia pergi.
Telpon dan sms dari Suanda tidak pernah berhenti menjelajahi ruang waktu, mengisi deringan di Hpnya. Ajakan Suanda untuk kembali bekerja di Alf**Record pun akhirnya dia terima. Semua masih sama, teman-teman, aroma ruangan, pekerjaan… hanya ada beberapa karyawan baru.
Dia nikmati meja ini, jujur ada kerinduan terpendam di dalamnya, dia sungguh merindukan pekerjaan ini. Rindu suasana dan kesibukan di dalamnya. Tetapi masih dan selalu ada Suanda yang sibuk merayu dan berusaha mendekapnya dalam pelukan hati. Namun kali ini, cara Suanda mencintainya lebih manis, menjauhkan keegoisannya dulu. Dan kekuasaan yang dulu digunakan Suanda untuk melumpuhkannya, kini digunakan untuk membantunya.
* * * * *
Sekitar tanggal 06 Oktober 2013
Kabar pernikahan Alinda sudah lama dia terima. Alinda sendiri yang memberitahunya via telpon. Komunikasi antara mereka masih terjalin walaupun terasa hambar. Hanya saja mereka tidak pernah bertatap muka lagi.
Ada rasa terluka di hatinya mendengar kabar itu, seperti ada luka lama yang tergores kembali. Masih ada sedikit cinta untuk Alinda yang terpaksa menikah karena desakan ayah Alinda sendiri. Padahal pasti hati Alinda hanya untuk dia, dari dulu hingga sekarang. Namun Alinda mampu apa? Tak punya kuasa, keberanian dan kemauan untuk menentang semua.
Pagi hari sebelum berangkat bekerja, dia mendapat sms masuk. ‘Alinda…’ batinnya. ‘Aku hamil, Kim… Hamil anak kamu… Pernikahannya batal. Johan tau kalo aku hamil, aku yang sengaja bilang biar semuanya nggak jadi. Aku nggak pengen menikah sama dia, aku nggak sayang sama dia, aku nggak cinta dia. Aku maunya sama kamu… Miss U Hakim sayang…’
Entah harus bagaimana setelah membaca sms itu, bersorakkah? Bersedih atau biasa saja? Untuk senang pun percuma rasanya, karena talak pernah diucap di putusan pengadilan yang mensahkan perceraiannya dengan Alinda. Dengan kata lain, dia tidak mungkin lagi bersama Alinda, walaupun mantan istri pertamanya itu sedang mengandung anaknya. Ada rasa kasihan yang kini menaungi dirinya, pastilah sangat berat untuk Alinda menanggung hal ini sendirian di bawah tekanan Ayah Alinda.
Hari itu pikiran dan perasaannya tidak tenang. Terus saja sms itu terbayang-bayang di pikirannya. Akh… perjalanan hidup yang terlalu rumit.
--The End—
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H