MENURUTKU salah satu hal paling menyebalkan dari menjadi dewasa adalah ingin kembali merasakan muda. Padahal, dulu semasa remaja---atau bahkan kanak-kanak---aku ingin sekali cepat-cepat dewasa. Pikiran masa kecilku menganggap bahwa menjadi dewasa itu enak: bebas, tak ada yang mengatur, dan bisa membeli apapun yang kumau dengan uang hasil jeri payah sendiri. Tak pernah terbesit dalam kepalaku menjadi dewasa adalah masa yang berat. Aku juga tidak pernah menyangka menjadi dewasa berarti akan dipertemukan oleh banyak kekecewaan-kekecewaan yang dulu tidak pernah terpikirkan dalam hidup. Entah itu kekecewaan karena teman, pacar, atau pun karena ditolak pekerjaan.
Semakin bertambahnya usia, aku semakin sadar bahwa ada begitu banyak hal yang berubah baik dari caraku memandang dunia hingga ke bagaimana aku berinteraksi dengan orang sekitar. Aku tumbuh menjadi pribadi yang berbeda dan segalanya tidak lagi sama dari apa yang kupikir saat dahulu. Ini adalah hal yang wajar dan semestinya setiap orang memang harus berubah seiring waktu. Dan, dari banyak hal yang sudah kualami ketika dewasa, berikut adalah lima hal yang sudah kurasakan ketika aku beranjak dewasa.
1. Menyempitnya Lingkaran Pertemanan
Tidak bisa kupungkiri bahwa semakin aku menua semakin sedikit teman yang kupunya. Ini terjadi bukan karena aku menutup diri, tidak suka bersosialisasi, atau berubah menjadi pribadi yang tidak menyenangkan, tetapi lebih ke karena semakin dewasa aku mulai tumbuh menjadi pribadi yang lebih selektif dalam memilih teman.
Berubahnya prioritas dan terbatasnya waktu yang kumiliki juga adalah hal yang membuat lingkaran pertemananku jadi menyempit. Aku kemudian sadar, ada begitu banyak teman yang dulunya dekat, kini mulai terpisahkan oleh waktu dan jarak. Hal itu terjadi karena masing-masing dari kami kebanyakan sudah menempuh hidupnya sendiri.
Aku juga sadar, bahwa berubahnya cara pandangku dalam berteman juga adalah hal yang membuat lingkaran pertemananku semakin sedikit. Dari yang dulunya melihat pertemanan dari segi kuantitas, kini menjadi lebih melihat ke arah kualitas. Pada akhirnya menjadi dewasa membuatku memilih mempertahankan hubungan pertemanan yang memberikan nilai lebih dalam mendukung pertumbuhan pribadiku.
2. Selalu Memikirkan Konsekuensi atas Hal-hal yang Ingin Dilakukan
Ketika aku masih muda, aku sering kali mengambil keputusan secara spontan dan tanpa perlu banyak pertimbangan. Hal ini berubah ketika dewasa di mana aku mulai sadar bahwa setiap keputusan terasa memiliki dampak yang besar. Ini membuatku cenderung untuk berpikir panjang dalam mengambil setiap keputusan, entah itu keputusan resign dari pekerjaan, keputusan membeli barang online, atau sesepele memilih tempat liburan.
Semuanya terasa perlu untuk kupertimbangkan secara matang. Sebab, menyesal sesudah membuat pilihan, adalah hal yang tak ingin kurasakan ketika aku beranjak dewasa.
3. Mulai Bisa Membedakan Mana yang Penting dan Tidak Dalam Hidup