Lihat ke Halaman Asli

Legalisasi Mabuk-mabukan

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13273861301066784237

Masih ingat kah kita kejadian di Tugu Tani Minggu, 22/1/2012 yang menewaskan sampai 9 orang dan 3 orang lainnya luka parah. Ada orang tua, wanita hamil dan anak kecil..Masya Allah. Belakangan diketahui bahwa pengemudi mobil tersebut positif mengkonsumsi narkoba. Sudah banyak yang meninggal yang diakibatkan mabuk miras karena dicampur minuman energi sampai dengan kriminalitas akibat miras. Dari zaman saya sekolah SMP yang ngetrend adalah Pil lexso, magadon dan pil koplo yang bisa bikin orang bego. Mulai beranjak STM mulailah marak dengan yang namanya ganja, putau atau pun shabu. Namanya anak muda saya pun pernah mencicipi iseng-iseng ganja dan menjadi pecandu kira-kira 2 tahun. Saya menjadi candu ganja karena barang tersebut bisa membuat kita happy selalu, nyaman dan bahkan bisa tertawa walau cuma melihat tiang listrik..LOL. Alhamdulillah saya sudah sadar bahwa hal tersebut adalah tidak berguna, bikin kita bego dan tobat setelah phobia berat karena ganja. Miras, Ganja, shabu dan benda semacamnya yang bisa merangsang aktivitas otak menjadi tidak normal dan membuat kita hilang kesadaran adalah hal yang bahaya selain memang diharamkan agama, dan saya heran melihat ada sekumpulan orang yang mau melegalkan ganja apalagi belakangan saya liat ada public figure muda yang punya acara di salah satu stasiun tivi (anda pasti tahulah) dengan bangganya mendukung hal tersebut. Ganja mempunyai zat yang bisa bikin kita merasa nyaman bahkan bisa ketagihan seperti saya dulu, mungkin selinting cuma bisa bikin kita senyum-senyum kaya orang gila tapi bagaimana jika mengkonsumsi yang berlebihan bukan tidak mungkin peristiwa tugu tani bisa banyak terjadi karena banyak orang giting ganja seenaknya bawa kendaraan bermotor. Dalam hal yang baik saja menggunakan sesuatu yang berlebihan saja sudah tidak baik apalagi menggunakan zat aditif atau psikotropika dalam jumlah yang besar bisa membawa kemudharatan yang besar, karena benda-benda tersebut tidak mungkin orang memakai sedikit karena rasa senang semu yang bikin ketagihan. Zat aditif tersebut bila digunakan untuk kegiatan kedokteran bisa berguna tapi untuk dikonsumsi sembarang orang bisa membawa masalah yang besar, istilahnya jika pisau berguna untuk koki untuk memasak, tapi untuk penjahat bisa untuk merampok minimarket.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline