Lihat ke Halaman Asli

Dea Nabilah Idraki

Mahasiswa Untag

Penerapan Pertanian Organik Melalui Penggunaan PGPR sebagai Pengganti Pupuk Kimia di Desa Papungan Kabupaten Blitar

Diperbarui: 31 Desember 2022   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

KKN Untag Surabaya ~ Kegiatan Matching Fund ini terdiri dari 4 tim yaitu Tim BumDesa, Tim Peningkatan Ekonomi Mujair, Tim Pertanian Nutrisi dan Tim UMKM. Kali ini kita akan berfokus pada salah satu Tim Pertanian Nutrisi yang menerapkan penggunaan PGPR. Didalam tim ini terdiri dari sembilan mahasiswa yaitu Achmad Rizal Triandiko, Apsari Puspitaningtyas, Aryaputra Bagas Wicaksana, Gladis Putri Widiantari, Johan Christianto, Mahardhika, Muhammad Rizal, Reza Dimas Avianto, dan Yogatama Satya Magita yang dibina langsung oleh Dosen Teknik Industri Hery Murnawan, S.T., M.T. dan Dosen Pembimbing Lapangan Doni Widodo.

Kegiatan pembuatan PGPR dilaksanakan di Desa Papungan, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar yang berlangsung selama 2 hari (12-13/11/2022). Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemandirian petani terhadap pupuk kimia menggunakan pupuk organik yaitu PGPR. Atas dasar kemungkinan resesi yang akan terjadi pada tahun 2023, diharapkan masyarakat dapat bertahan dalam kondisi sulit dengan penggunaan pupuk pengganti yang pastinya lebih sehat dan murah dibandingkan dengan pupuk kimia. Masyarakat juga dapat membuat sendiri di rumah karena telah dilakukan penyuluhan dan pelatihan pembuatan PGPR. Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan-bahan yang selalu ada disekitar kita.

Pembuatan PGPR terdiri dari 3 bahan utama akar bambu, akar putri malu, dan bonggol pisang. Akar putri malu memiliki senyawa saponin, tannin, alkaloid dan flavonoid. Akar bambu memiliki bakteri Pseudomonas flourencens yang berguna untuk meningkatkan pelarutan unsur P dalam tanah. Bonggol pisang memiliki Karbohidrat (66,2%), kadar air (20%), mineral dan vitamin. Bahan lain yang dibutuhkan untuk pembuatan PGPR yaitu air, terasi, kebi dan air leri.

Dokpri

Dalam satu kesempatan, pembuatan nutrisi organik pernah ditinjau langsung oleh Suwondo, S.Pt. selaku Komisi II DPRD Kabupaten Blitar. Beliau mengatakan bahwa nutrisi organic merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi kelangkaan pupuk dimasa sulit mendapatkan pupuk bersubsidi. Maka dari itu, beliau menyampaikan sebuah slogan untuk para petani yaitu "Sejahtera Petaninya. Sehat Masyarakatnya. Hidup Petani.".

Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline